Menkop UKM Teten Masduki mengapresiasi sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI), terhadap produk cangkul yang diproduksi salah satu koperasi di Tulungagung. Ini diharapkan meningkatkan daya saing pelaku usaha kecil, sekaligus mendukung upaya mewujudkan swasembada cangkul dalam negeri.
"Alhamdulillah saat ini cangkul Merah Putih sudah mendapatkan SNI, artinya sudah bisa kita swasembada cangkul. Kita tidak perlu lagi impor cangkul. Supply bahan bakunya dari Krakatau Steel," kata Teten, saat mengunjungi lokasi produksi cangkul di Desa Kiping, Kecamatan Gondang, Tulungagung, Jumat (22/10/2021).
Sertifikasi SNI juga sebagai ajang pembuktian kualitas produk, yang dihasilkan oleh para pengusaha kecil yang bernaung di bawah koperasi Angudi Logam Abadi. Kata Dia, sistem produksi cangkul yang dijalankan koperasi tersebut cukup baik, para perajin yang menjadi anggotanya mendapatkan suplai bahan baku baja berkualitas dari Krakatau Steel dengan harga yang kompetitif.
Dengan sistem pengawasan mutu yang ketat, maka produk yang dihasilkan tidak kalah dengan produk impor dari luar negeri. Bahkan, kata Teten, produksi cangkul lokal tersebut lebih unggul, karena didesain sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan petani lokal.
Teten menambahkan, selain pasokan bahan baku yang terjamin, pihaknya juga ikut mendorong pembiayaan industri lokal melalui dana pinjaman dari perbankan nasional.
Menurutnya, produksi cangkul ber-SNI tersebut untuk saat ini difokuskan bagi petani dalam negeri. Pihaknya belum memikirkan untuk melakukan ekspor, sebab tingkat kebutuhan lokal saat ini masih cukup tinggi.
"Di dalam negeri dulu kita harus perkuat dengan produk-produk lokal, termasuk alat-alat pertanian yang sekarang masih banyak yang kita impor, termasuk salah satunya cangkul. Hari ini kita sudah tidak perlu lagi impor cangkul," jelas Teten.
Pihaknya mendorong industri di Tulungagung tidak hanya memproduksi cangkul ber-SNI. Namun juga berbagai peralatan pertanian lainnya yang lebih modern.
Sedangkan untuk mendukung produksi cangkul dalam negeri, produk tersebut tidak hanya diproduksi di Tulungagung saja. Namun juga di beberapa daerah lain seperti Klaten, Sukabumi serta Tegal.
Lihat juga video 'Dampak Flushing DAM Warga Tulungagung Terjun ke Sungai Berburu Ikan':
Salah satu anggota Koperasi Angudi Logam Abadi, Kusnanto menjelaskan, saat ini pihaknya tengah melakukan berbagai persiapan produksi, setelah mendapat sertifikasi SNI tersebut. Salah satunya menunggu kiriman bahan baku baja dari Krakatau Steel.
"Kalau yang SNI belum produksi masih dipersiapkan, menunggu bahan baku dari Krakatau Steel. Selain itu kami dapat sertifikat SNI ya baru ini. Untuk sekarang yang sedang diproduksi, non-SNI," katanya.
Menurutnya, produk cangkul SNI tersebut nantinya akan dijual mulai harga Rp 45 ribu/buah. Produk ini lebih mahal dibandingkan dengan cangkul non-SNI yang dijual Rp 40 ribu.
Pihaknya menargetkan, dalam sehari para anggotanya mampu memproduksi 100 cengkul. Seluruh produksi menggunakan sistem peralatan modern dan tidak menggunakan sistem pandai besi.
"Semua anggota punya mesinnya," jelas Kusnanto.