"Belum ada negara di mana pun bisa sampai 2 semester itu digaransi di luar kampus. Indonesia salah satu negara pertama di mana semua perusahaan, yayasan non profit research project bisa menjadi mini universitas. Kalau kita sama-sama melewati masa transisi yang sulit ini, saya berharap sangat besar bahwa Indonesia ini akan didiskusikan oleh perguruan tinggi di dunia sebagai inovator di bidang pendidikan perguruan tinggi. Itu adalah harapan saya," jelasnya.
Nadiem juga menyampaikan, total mahasiswa yang berpartisipasi dalam program di luar kampus dan formal yang digelar kemendikbud ristek ada sekitar 50.000. Baginya, angka tersebut luar biasa, meskipun kecil dari total jumlah mahasiswa di Indonesia.
"Target kita untuk tahun depan adalah mendekati 3 kali lipat dari itu, kita menginginkan 150.000 mahasiswa berpartisipasi. Saya ingin semua mahasiswa berlomba-lomba untuk masuk posisi-posisi ini. Percaya sama saya, yang masuk program-program ini pasti dari sisi mendapatkan pekerjaan lebih baik, dari sisi CV akan jauh lebih menarik bagi perusahaan-perusahaan dan pengalaman yang didapatkan akan luar biasa," urainya.
Akan tetapi, tidak semuanya akan terjun dalam bidang industri. Nadiem juga pernah mendapat cerita dari mahasiswa MBKM dari kota ke pedesaan, jika mereka mendapat nilai, perspektif baru dalam hidup mereka.
"Kebanyakan mereka dari kota yang turun ke lapangan untuk mengetahui dan bersentuh berbagai macam kondisi yang menyulitkan dari daerah-daerah luar yang tertinggal dari kita, mereka belajar, mereka mengasah kemampuan, mereka mengerti konsep dengan cara yang mudah dan sederhana. Buat mereka itu katanya merubah hidup mereka life changing," pungkasnya.
(fat/fat)