Meski tergolong lebih singkat, namun tindakan operasi ini dilakukan sangat hati-hati. Sebab bila tersenggol sedikit saja, pembuluh darah bisa pecah atau tekanan darah akan naik yang mengakibatkan pecah pembuluh darah juga.
"Dari hasil CT Scan, aneurisma pasien sebesar 11 Cm, besar sekali. Kalau kena senggol sedikit pecah atau tekanan darah naik bisa pecah," kata Prof Dr dr Med Paul L Tahalele drSpBTKV kepada wartawan di RS PHC Surabaya, Kamis (21/10/2021).
Aneurisma Aorta sendiri salah satu jenis kelainan pembuluh darah utama dan terbesar di tubuh manusia dan membahayakan.
Dia menyebut penyakit ini disebut langka karena prevalensi kejadian penyakit yang hanya 0,005 persen di Indonesia. Tindakan operasi yang langka dan sulit ini bisa dilakukan dengan waktu yang cukup singkat. Yakni 1,5 jam, karena menggunakan metode minimal invasif atau sayatan kecil selebar sekitar 2 cm.
![]() |
"Operasi dengan metode ini memiliki banyak keunggulan antara lain, tidak traumatis, kalau operasi konvensional sangat trauma karena harus dibuka dadanya, perawatan lebih singkat, keluhan nyeri dada menghilang dan batuk darah sudah tidak terjadi lagi," ujarnya.
Sementara dr Yosis yang juga terlibat dalam tindakan operasi ini mengatakan, tingkat keberhasilan TEVAR mendekati 100%.
"Waktu penanganan lebih cepat dari pada tindakan operasi konvensional, yaitu antara 1-2 jam. Karena menggunakan sedasi atau bius ringan, serta waktu pemulihan yang lebih cepat," tandasnya.
Operasi jantung menggunakan metode TEVAR dilakukan pertama kali di RS PHC Surabaya atau merupakan yang kedua di RS Area Indonesia Timur. Pasien pertama ini berasal dari Mojokerto, Imam Makhfud (66). Si pasien mengalami keluhan sakit perut berulang, nyeri dan kebas pada kaki, susah bernapas, sulit menelan serta dada mendadak terasa nyeri.
(fat/fat)