RS PHC Surabaya menorehkan sejarah baru. Sebab, berhasil melakukan tindakan operasi atau intervensi medis metode TEVAR (Thoracic Endovascular Aortic Repair), pada penanganan pasien dengan kondisi pembesaran pembuluh darah jantung (aneurisma aorta).
Aneurisma Aorta sendiri salah satu jenis kelainan pada pembuluh darah utama dan terbesar di tubuh manusia dan membahayakan. Akibatnya, pembuluh darah utama yang berfungsi mengalirkan darah yang banyak oksigen dari jantung ke seluruh tubuh, dapat pecah sewaktu-waktu dan mengancam nyawa, karena perdarahan yang terjadi.
Operasi menggunakan metode TEVAR dilakukan pertama kali di RS PHC Surabaya atau merupakan yang kedua di RS Area Indonesia Timur. Pasien pertama ini berasal dari Mojokerto, Imam Makhfud (66). Si pasien mengalami keluhan sakit perut berulang, nyeri dan kebas pada kaki, susah bernapas, sulit menelan serta dada mendadak terasa nyeri.
Baca juga: Berwisata Medis di Surabaya Lebih Murah Ketimbang ke Luar Negeri |
Operasi ini dilakukan tim bedah thorax dan kardiovaskuler. Mereka yakni dr Yosis Yohanes M SpBTKV (K) VE, Prof Dr dr Med Paul L Tahalele drSpBTKV.
Prof Paul mengatakan, penyakit ini disebut langka karena prevalensi kejadian penyakit yang hanya 0,005 persen di Indonesia.
"Kami melakukan operasi kasus langka ini dengan metode TEVAR yang minim invasif atau sayatan, yakni hanya memerlukan 3-4 cm sayatan untuk bisa memasukkan ring ke jantung," kata Prof Paul kepada wartawan, Kamis (21/10/2021).
Tonton juga Video: Pasca Rekonstruksi Payudara, Apakah Masih Bisa Menyusui?
Prof Paul menggambarkan, tindakan yang dilakukan ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Sebab bila tersenggol sedikit saja, pembuluh darah bisa pecah atau tekanan darah akan naik yang mengakibatkan pecah pembuluh darah juga.
"Gambarannya, aneurisma adalah pelebaran pembuluh nadi utama. Pembuluh nadi utama bertugas membawa darah dari jantung sebelah kiri yang didistribusikan ke otak. Nah, normalnya ukuran pembuluh darah tersebut sebesar 2,6 sampai 2,8 Cm, kalau terjadi aneurisma akan mengelembung 1,5 kali dari ukuran normal kalau dibiarkan bisa langsung pecah dan meninggal," jelasnya.
"Dari hasil CT Scan, aneurisma pasien sebesar 11 Cm, besar sekali. Kalau kena senggol sedikit pecah atau tekanan darah naik bisa pecah," tambahnya.
![]() |
Ia menambahkan, tindakan operasi yang langka dan sulit ini bisa dilakukan dengan waktu yang cukup singkat. Yakni 1,5 jam, karena menggunakan metode minimal invasif atau sayatan kecil selebar sekitar 2 cm.
"Operasi dengan metode ini memiliki banyak keunggulan antara lain, tidak traumatis, kalau operasi konvensional sangat trauma karena harus dibuka dadanya, perawatan lebih singkat, keluhan nyeri dada menghilang dan batuk darah sudah tidak terjadi lagi," ujarnya.
Sementara dr Yosis yang juga terlibat dalam tindakan operasi jantung ini mengatakan, tingkat keberhasilan TEVAR mendekati 100%.
"Waktu penanganan lebih cepat dari pada tindakan operasi konvensional, yaitu antara 1-2 jam. Karena menggunakan sedasi atau bius ringan, serta waktu pemulihan yang lebih cepat," pungkasnya.