Dusun Posong, Desa/Kecamatan Tapen, Bondowoso, kini bisa dibilang 'Kampung YouTuber'. Sebab, puluhan pemuda desa ini saat ini menjadi YouTuber. Bahkan banyak yang berhasil secara finansial.
Para pemuda desa ini tinggal sekitar 15 KM dari Kota Bondowoso tidak lagi butuh merantau, setamat sekolah. Karena banyak dari para pemuda mencoba peruntungan dengan jadi YouTuber.
Secara materi, tak sedikit dari mereka jadi jutawan. Memiliki mobil, motor, maupun benda berharga lainnya. Sebab dengan jadi YouTuber, mereka berpenghasilan puluhan hingga ratusa juta rupiah per bulan.
Adalah Imam Januar (34), warga Dusun Posong, Desa dan Kecamatan Tapen yang mengawalinya. Lelaki yang dulunya bekerja sebagai karyawan toko pakaian di Kota Bondowoso ini, kini berpenghasilan fantastis. Sekitar 250 juta per bulan.
Baca juga: Mengintip 'Kampung YouTuber' di Bondowoso yang Menghasilkan Rp 250 Juta/Bulan |
Ia mengaku sama sekali tak pernah menyangka, belajar autodidaknya mengenai YouTube akan membuahkan hasil seperti saat ini. Pemuda lulusan SMA Negeri 1 Tapen ini juga tak segan membagikan kiat suksesnya ke pemuda setempat.
Ia menyediakan rumahnya untuk dijadikan tempat belajar warga sekitar yang berminat belajar membuat konten media sosial itu. Tapi yang bermuatan positif, namun tetap menarik.
Jika biasanya setamat SLTA para pemuda banyak mengadu nasib ke Bali atau Surabaya maupun kota besar lainnya, kini mereka lebih berdaya dengan lebih banyak tinggal di rumahnya. Mengelola kanal YouTube.
Lihat juga Video: Frans Sanjaya, Youtuber Spesialis Action Figure Jutaan Rupiah
"YouTube ini memang cukup fenomenal. Jika dikelola dengan baik, menghasilkan rupiah. Tapi kalau salah pengelolaannya, dapat berdampak hukum, kendati juga menghasilkan uang. Jadi, terpulang ke kitanya juga. Mau memilih yang mana," pungkas Imam Januar.
"Awalnya para pemuda sering datang ke sini untuk belajar dan diskusi tentang membuat konten," jelas pemuda setempat yang jadi pioner warga desa untuk membuat kanal YouTube, Imam Januar kepada wartawan, Selasa (19/10/2021).
Menurut Imam, tentang pembuatan konten di YouTube, dia selalu menekankan pada warga agar selalu berpikir hal positif, tapi tetap menarik. Tak membuat hal-hal berbau hoaks apalagi SARA.
Baca juga: Pak Ndul, Youtuber Ahlinya Ahli asal Madiun yang Mampu Mengocok Perut |
"Bagi yang masih perlu belajar lebih mendalam, saya sengaja menyediakan tempat dan waktu untuk lebih mendalami dan banyak berburu informasi di tempat saya," kata bapak satu anak ini.
Baru setelah dipandang lancar, mereka dipersilakan untuk membuat kanal sendiri. Meski, tahap awal tetap dalam pantauan. Jika agak melenceng, baru dikoreksi sedikit.
"Bukan cuma pemuda sini saja. Siapapun yang datang, saya tetap membagikan tips-tips, agar menjadi YouTuber positif," pungkas ayah satu anak ini.