Dengan penampilan ala kadarnya dan apa adanya, ditambah wajah ndesonya, pria berkepala plontos ini mampu mengocok perut yang melihat videonya. Siapa sebenarnya sosok 'profesor' dengan kalimat andalan 'core of the core' dan mengklaim dirinya ahlinya ahli ini?
Detikcom menyambangi rumah Pak Ndul di Desa Muneng, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Pria berjenggot putih ini yang awalnya petani ini memang asli Madiun. Terlahir dengan nama asli Agung Sukoco, Pak Ndul mengaku memang sengaja membuat video untuk mendapat perhatian publik, yang ujungnya adalah penghasilan.
"Karena saya dengar YouTube itu ada hasilnya. Maka saya mencobanya. Saya ada tim sendiri," ujar Pak Ndul kepada wartawan di rumahnya, Kamis (21/3/2019).
Tim yang dimaksud Pak Ndul mempunyai nama Wagu, kependekan dari Waton Guyon. Grup ini beranggotakan enam orang. Kegiatannya bermarkas di rumahnya.
"Di rumah saya ada enam anggota tim saya kita namai group Wagu alias Wagon Guyon. Diambil dari bahasa Jawa," kata pak Ndul.
Pak Ndul yang mengaku sehari-hari bekerja sebagai petani ini mengatakan tidak mudah untuk sukses menjadi YouTuber. Sambil sesekali mengeluarkan candaan, Pak Ndul mengaku sudah mulai belajar Youtube sejak Oktober 2017, secara otodidak. Beratus-ratus jam ia habiskan untuk menonton tutorial atau tips dan trik menjadi YouTuber.
"Saya menghabiskan waktu itu ratusan jam untuk belajar, apa sih itu YouTube bagaimana sih YouTube itu. Biasanya malam hari saya habiskan waktu untuk mencari-cari dan melihat tutorial dan referensi di YouTube. Awalnya grup Wagu beranggotakan enam orang membuat konten berisi guyon berbahasa Jawa. Empat orang yang menjadi talent, sementara saya dan adik saya yang berada di belakang kamera," lanjut Pak Ndul.
Namun video awal yang dibuat Pak Ndul bisa dibilang gagal karena tak banyak yang melihat. Sedari awal video Pak Ndul memang mempunyai konten humor. Namun bahasa yang digunakannya masih bahasa Jawa yang ditafsir Pak Ndul itu adalah salah satu kelemahan sehingga kurang bisa diterima oleh semua orang.
![]() |
Dari situ, pria 45 tahun itu mencoba membuat guyonan atau humor dalam versi bahasa Indonesia. Namun pesan atau makna guyonan justru kurang mengena bagi orang yang menonton.
"Jadi kurang hidup, lucunya itu, kurang asyik. Jadi agak garing, karena kita basicnya bahasa Jawa, tapi ini pakai bahasa Indonesia. Ketika kita bikin pakai bahasa Indonesia, tidak ada soulnya," ungkap Pak Ndul.
Seiring berjalannya waktu, Pak Ndul terus belajar bagaimana suatu humor bisa diterima masyarakat. Dari situ, Pak Ndul mencoba menerjemahkan humor ke dalam bahasa Inggris. Pak Ndul mengaku tak mahir berbahasa Inggris, tetapi dia bisa. Keterampilan berbahasa Inggris diaku Pak Ndul didapatnya secara otodidak dan pengalaman menuntut ilmu di luar negeri. Pak Ndul sendiri tak mau mengaku di luar negeri mana dia menuntut ilmu.
Karena tak mahir itulah, Pak Ndul mengaku berceloteh dan menjawab segala sesuatunya secara spontan atau yang selalu dia bilang 'automatically'. Bahasa Inggrisnya bisa dibilang ngawur, bercampur dengan bahasa Indonesia dan Jawa. Bercampur juga dengan istilah lintas profesi.
Namun masyarakat ternyata suka. Videonya dari YouTube dibagikan ke media sosial dan aplikasi percakapan. Pak Ndul pun mulai menuai ketenaran sebagai 'Profesor core of the core'.
"Saya coba masuk, munculah karakter Pak Ndul. Itu mulainya Desember 2018, lalu. Masih di akun yang sama. Ketika memakai karakter pak Ndul lebih bisa diterima, akhirnya banyak yang request, minta video lama yang berbahasa jawa diterjemahkan," imbuh Pak Ndul.
Untuk menambahkan subtitle pada video berbahasa Jawa, Pak Ndul mengaku cukup banyak memakan waktu. Dari video berdurasi sekitar 10 menit, dibutuhkan waktu sekitar tujuh jam untuk menambahkan subtitle.
"Karena karakter Pak Ndul sudah banyak diterima, video yang masih berbahasa Jawa kita unlist, kita buatkan channel lagi, namanya WaGu Ndeso. Dan itu masih berjalan, kita berenam. Tetapi kalau yang WaGu pak Ndul, yang lebih fokus saya sama adik saya. Adik saya yang merekam, saya yang ngomong," katanya.
Ditanya berapa penghasilan dari youtuber pak Ndul kurang berkenan menjawabnya.
"Berapa ya, cukuplah pokoknya dan itu masih butuh perjuangan. Yang mendukung pertama pasti ibu saya. Setelah video saya unggah penonton pertama yang menonton pasti saya minta ibu saya," pungkas Pak Ndul. (iwd/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini