Menpora Dihujat Netizen soal Bendera, Golkar Jatim Minta Kadernya Tak Disalahkan

Menpora Dihujat Netizen soal Bendera, Golkar Jatim Minta Kadernya Tak Disalahkan

Amir Baihaqi - detikNews
Senin, 18 Okt 2021 16:16 WIB
Menpora Zainudin Amali mengukuhkan atlet-atlet yang siap mewakili Indonesia dalam ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Menpora Zainudin Amali (Foto: dok. detikcom via screenshot)
Surabaya - Indonesia berhasil menjuarai Piala Thomas 2021. Namun bendera merah putih tidak bisa dikibarkan karena sedang disanksi Badan Anti Doping Dunia (WADA).

Atas insiden itu, Menpora Zainudin Amali langsung menjadi trending topic hujatan netizen. Sebab, ia dituding orang yang paling bertanggungjawab atas insiden tak bisa berkibarnya bendera.

Ketua DPD Partai Golkar Jatim Sarmuji memberi pembelaan terhadap Menpora Zainudin Amali yang dihujat netizen. Menpora dibela karena merupakan kader partai berlambang pohon beringin itu.

"Sebenarnya itu kan tidak mesti menpora. Delegasinya kan ada ketuanya itu. Jadi tidak perlu saling menyalahkan," ujar Sarmuji kepada detikcom, Senin (18/10/2021).

Sarmuji juga membantah jika menpora dianggap netizen meremehkan peringatan dari Badan Anti Doping Dunia. Sebab, menurutnya selama ini menpora sibuk mengurus PON XX Papua.

"Tidak ada, menurut saya tidak ada yang meremehkan karena masing-masing orang bisa punya inisiatif. Tidak mesti harus disalahkan ke menpora," tutur Sarmuji.

Sarmuji kemudian menilai seharusnya netizen tidak fokus pada bendera, meski juga penting. Namun yang paling utama yakni tim Indonesia berhasil membawa pulang Piala Thomas, yang telah dinantikan selama 19 tahun ini.

"Seharusnya netizen itu bukan fokus aksesorisnya, meskipun itu penting. Tapi fokus pada prestasinya. Bahwa ini ada prestasi yang sangat besar selama 19 tahun kita gak mendapatkan Piala Thomas. Nah ini dapat. Seharusnya kan ini justru memberi apresiasi," tandas Sarmuji.

Sebelumnya, Indonesia tidak bisa memenuhi test doping plan (TDP) tahun 2020. Menpora beralasan target sampel doping tak bisa tercapai karena kegiatan olahraga terhenti saat pandemi COVID-19. Indonesia juga belum memenuhi sampel TDP 2021. Pekan Olahraga Nasional (PON) yang menjadi salah satu bagian dari sampel tes doping baru bergulir awal Oktober.

Dalam surat resmi pada 15 September 2021 itu WADA meminta Indonesia segera memberi bantahan atau klarifikasi. Tenggat waktu yang diberikan adalah 21 hari sejak surat pertama dilayangkan. Namun hingga batas waktu yang ditentukan kedaluwarsa tak ada balasan dari Indonesia. Karenanya WADA melayangkan surat ancaman sanksi untuk memberikan penjelasan terperinci.

Simak video 'Menpora Minta Maaf soal Merah Putih Tak Berkibar di Piala Thomas':

[Gambas:Video 20detik]



(fat/fat)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.