Mitos Desa Bikin Baper Jomblo di Jombang Tak Seromantis Namanya

Mitos Desa Bikin Baper Jomblo di Jombang Tak Seromantis Namanya

Enggran Eko Budianto - detikNews
Senin, 18 Okt 2021 12:01 WIB
Mitos di Desa Pacar Peluk Jombang Tak Seromantis Namanya
Nama Desa Pacar Peluk diambil dari nama tanaman (Foto: Enggran Eko Budianto/detikcom)
Jombang -

Nama Desa Pacar Peluk di Kecamatan Megaluh, Jombang bikin baper para jomblo yang mendengarnya. Asal detikers tahu saja, mitos yang berkembang di kampung ini tak seromantis namanya lho.

Mitos di Desa Pacar Peluk tidak lepas dari sosok Prawiroyudho alias Mbah Konde. Dialah orang lurah atau kepala desa pertama di kampung ini. Mbah Konde menjabat lurah pada zaman penjajahan Belanda tahun 1870-an.

Kala itu Mbah Konde pula yang memberi nama Desa Pacar Peluk. Ia menggabungkan nama Dusun Pacar dan Dusun Peluk di desa ini.

Setelah wafat, Mbah Konde dimakamkan di kompleks makam khusus eks Kades Pacar Peluk. Makam tersebut sekitar 500 meter di sebelah utara kantor desa yang masuk wilayah Dusun Pacar.

Keturunan Kelima Mbah Konde Haris Sutiyono (50) meyakini leluhurnya itu masih menjaga Desa Pacar Peluk sampai era modern saat ini. Oleh sebab itu, makam Mbah Konde tidak boleh digunakan untuk berbuat maksiat. Salah satunya untuk pesta minuman keras.

"Kalau tempat ini (Makam Mbah Konde) dipakai untuk mabuk-mabukan, bakal korsleting semua. Bisa korslet jiwanya atau ekonominya. Kalau secara gaibnya Pacar Peluk masih dalam pantauan beliau (Mbah Konde)," kata Haris kepada wartawan di rumahnya, Minggu (17/10/2021).

Ia meyakini mitos tersebut bukanlah isapan jempol. Suatu ketika saat dirinya pulang dari bekerja di Bali, ia menerima laporan dari warga. Karena ada sekelompok pemuda desa yang nekat meminum minuman keras (Miras) di Makam Mbah Konde.

"Saya sarankan supaya bubar daripada kena masalah. Ternyata tidak mau bubar, akhirnya stres semua, kerasukan yang tidak jelas semua," ungkapnya.

Penyembuhan sekelompok pemuda tersebut melibatkan orang pintar di bidang gaib. Si orang pintar lantas bertamu ke rumah Haris untuk meminta maaf.

"Akhirnya ada orang yang paham menemui saya meminta maaf untuk mereka. Saya maafkan, dengan catatan tidak diulangi lagi karena bisa membentur ekonominya, kasihan. Waktu itu mereka kena masalah semua, semacam orang tidak sewajarnya manusia," cetusnya.

Sementara Kepala Desa Pacar Peluk Bambang Suirman menambahkan, Mbah Konde menjadi salah satu tokoh yang masih dihormati masyarakat setempat hingga kini. Salah satu wujud penghormatan tersebut dengan rutin menggelar tradisi sedekah desa.

"Budaya yang masih kami lestarikan sedekah desa setiap Maulid Nabi (Muhammad SAW), kami pilih hari Jumat Pahing. Karena babat desa ini harinya Jumat Pahing, dulunya kan berupa hutan," tandasnya.

Mbah Wonoyudho dan Mbah Kalam dipercaya sebagai pengembara yang pertama kali tinggal di Desa Pacar Peluk. Mereka menemukan banyak tanaman pacar kuku (Lawsonia Inermis) saat menebang hutan. Sehingga menamai lokasi tersebut dengan Dusun Pacar.

Saat menebang hutan ke arah utara dari Dusun Pacar, Wonoyudho dan anak-anak bertemu dengan seorang pertapa yang sedang bersemedi di bawah pohon mangga. Pertapa tersebut membawa bekal beberapa kepal nasi. Bekal itu ia makan menggunakan tangan yang dalam Bahasa Jawa 'dipuluk'. Peristiwa inilah yang membuat Wonoyudho memberi nama wilayah barunya dengan Dusun Peluk. Berasal dari beberapa kepal nasi yang cara makannya dipuluk.

Saat cucu Wonoyudho, Mbah Konde menjadi lurah, kampung ini diberi nama Desa Pacar Peluk dengan menggabungkan nama Dusun Pacar dan Dusun Peluk. Desa Pacar Peluk juga mempunyai dua dusun lain berma Soko dan Tegalrejo.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.