Pembangunan sumur dalam dilakukan terutama di wilayah pinggiran seperti Kecamatan Sawoo, Slahung dan Badegan. Di tiga wilayah tersebut, tiap tahun selalu dihantui dengan kekeringan. Warga selalu mengeluhkan kekurangan air.
"Saya nggak hapal titiknya, yang jelas di pinggiran seperti di Slahung, Sawoo, Badegan. Total ada 25 titik sumur dalam," tutur Bupati Ponorofo Sugiri Sancoko kepada wartawan, Sabtu (16/10/2021).
Menurut Giri, daerah yang mengalami kekeringan di musim kemarau bisa didorong dengan adanya sumur dalam. Harapannya pertanian tetap bisa jalan sekaligus kebutuhan air warga bisa terpenuhi.
"Sumur dalam bisa didorong selain pertanian bisa menjadi solusi untuk kekeringan," papar Giri.
Ke depan, lanjut Giri, pihaknya bersama lima pilar akan menerjemahkan program tersebut dan dikongkritkan. Supaya permasalahan kekeringan ini tidak terulang kembali di tahun berikutnya.
"Ponorogo kemarin juga dapat Penganugerahan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Award dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia dalam kategori Enabling Environment," imbuh Giri.
Artinya masyarakat sudah paham dengan pentingnya menjaga sanitasi. Terutama memiliki jamban mandiri. Tinggal mendorong adanya sumber air yang bisa dijangkau masyarakat terutama untuk wilayah pinggiran.
"Maknanya membebaskan dari buang air besar sembarangan, Open Defecation Free (ODF). Semoga Ponorogo bisa meraih kategori lebih tinggi lagi," pungkas Bupati Giri. (iwd/iwd)