Atlet yang akrab disapa Wulan ini merupakan anak dari pasangan Sugeng (59) dan Yuniarti (53). Mereka tinggal di Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Taman.
Wulan merasa Pemkot Madiun tidak peduli dengan atlet. "Gimana ya, dulu waktu masih SMP 11 Kota Madiun, pihak Pemkot Madiun ingin memberikan uang. Tapi tidak sesuai kenyataan," ujar Wulan, ketika video call dengan ibunya, Jumat (15/10/2021).
Ia menambahkan, uang yang dijanjikan Pemkot Madiun hanya turun selama tiga bulan. Padahal janjinya, uang yang dimaksud akan ia terima selama menjadi atlet Kota Madiun.
"Dulu cuma tiga bulan saja. Padahal janjinya selama jadi atlet Pemkot Madiun," kata Wulan.
Wulan berharap Pemkot Madiun lebih peduli terhadap nasib para atlet, yang membawa harum nama kota. Ia juga ingin kuliah namun terkendala biaya.
"Harapannya ada kepedulian dari Pemkot Madiun. Saat ini sudah setahun lulus ingin kuliah sih tapi insyaallah tahun depan karena tidak ingin merepotkan orang tua, dan ingin biaya sendiri," terangnya.
"Kemarin saat mau berangkat ke Papua mau pamitan ke Pak Wali Kota tidak ada dan ke kantor KONI katanya masih dipertimbangkan (uang saku), dan akhirnya ada salah satu pengurus secara mandiri memberi uang saku Rp 500 ribu," jelasnya.
Sementara Sugeng dan Yuniarti bekerja serabutan. Ia berharap Pemkot Madiun peduli kepada atlet. Putri mereka saat ini meraih dua medali perak dalam cabor lari estafet di PON XX Papua.
"Kalau memang Wali Kota Madiun kurang perhatian mungkin saya mau mengajukan permohonan ke Bupati Madiun," ungkap Sugeng.
Sugeng mengatakan, putrinya akan pulang dari Papua pada Sabtu (16/10). "Besok kita menjemput di Juanda, mohon doanya," tambahnya. (sun/bdh)