Wisma Tumapel yang dahulunya bernama Splendid Inn masih menyisakan kemegahan bangunannya. Tapi siapa sangka bangunan bersejarah ini pernah hangus ludes dibakar saat agresi militer Belanda I di tahun 1947.
Sejarawan Malang Rakai Hino Galeswangi mengatakan peristiwa itu dikenal dengan Malang Bumi Hangus. Malang bumi hangus merupakan simbol melawan kedatangan Belanda untuk menguasai Malang kembali.
Saat itu, kata Rakai, Belanda telah menata sedemikian rupa Kota Malang dengan apiknya, termasuk membangun kompleks di Jalan Ijen dan kawasan alun-alun bundar, yang kini jadi Bundaran Tugu berada depan Balai Kota Malang.
Saat Jepang masuk, Belanda pun terusir. Dan setelah Jepang kalah, Belanda sengaja masuk kembali ke Indonesia. Bangsa Indonesia pun melawan.
"Belanda sudah membangun Ijen. Ketika Jepang datang, Belanda diusir. Siapa yang ikhlas, Belanda lalu mengambil perjanjian sendiri dengan NICA, kalau Indonesia belum bisa berdiri sendiri, boleh diambil oleh Belanda," ucap Rakai Hino saat berbincang dengan detikcom, Kamis (14/10/2021).
Sebelum Kota Malang dikuasai Belanda kembali, maka Tentara Keamanan Rakyat (TKR) bersama rakyat membakar sejumlah bangunan yang ada di Kota Malang. Beberapa bangunan termasuk Wisma Tumapel, Balai Kota Malang, dan sekolah HBS yang sekarang menjadi SMA Tugu dibakar oleh t entara dan laskar.
"Rakyat menutup pintu jalan masuk dengan menebangi pohon-pohon satu hari sebelum Belanda datang ke Malang. TKR yang dibentuk memutuskan seperti Bandung, membakar sejumlah bangunan. Di situ balai kota dibakar, SMA Tugu dibakar, termasuk di Tumapel, hingga akhirnya mangkrak tidak berpenghuni," cerita Rakai.
(iwd/iwd)