Cerita Wisma Tumapel Malang yang Dulunya Hotel Mewah di Zaman Belanda

Cerita Wisma Tumapel Malang yang Dulunya Hotel Mewah di Zaman Belanda

Muhammad Aminudin - detikNews
Kamis, 14 Okt 2021 11:57 WIB
wisma tumapel
Wisma Tumapel yang dulunya bernama Splendid Inn (Foto: Muhammad Aminudin)
Malang -

Wisma Tumapel merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kota Malang yang lokasinya ada di Jalan Tumapel Nomor 1 atau sisi barat dari Balai Kota Malang. Di masa kolonial, Wisma Tumapel yang berdiri pada tahun 1928 itu bernama Splendid Inn.

Bangunan Splendid Inn menerapkan konsep New Indische (hotel yang menjadikan pemandangan alam sebagai daya tariknya), yang mana konsep baru tersebut saat itu membuat hotel ini jadi populer.

Pemandangan alam yang ditawarkan dari Hotel Splendid adalah pemandangan Sungai Brantas. Walaupun saat ini bangunannya terlihat lawas, namun tergolong hotel mewah pada saat itu.

Konsep bangunan Wisma Tumapel cukup ikonik dengan desainnya yang berarsitektur Eropa modern. Berdiri megah di pojokan antara Jalan Majapahit dan Jalan Tumapel, bangunan ini memang merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kota Malang.

wisma tumapelWisma Tumapel di Malang (Foto: Muhammad Aminudin)

Saat ini kondisi Wisma Tumapel sempat terbengkalai, karena lama tak difungsikan. Itu membuat nuansa mistis bangunan tampak dari luar. Apalagi kesan kurang terawat kian membuat bangunan ini semakin seram.

Menelusuri ruangan demi ruangan membuat kesan etnik memang terasa. Bangunan ini terbagi menjadi tiga lantai, mulai lantai basemen di bawah, bangunan lantai satu, dan lantai dua. Di lantai satu dan dua, tampak sejumlah ruangan-ruangan berukuran 6x10 meter.

Total terdapat setidaknya 96 ruangan, di mana di dalamnya ada yang terdapat kamar mandi dan tidak. Namun sayang seluruh ruangan itu masih terkunci, sebab di dalam ruangan memang terdapat beberapa peralatan milik Universitas Negeri Malang (UM), empunya bangunan, mulai dari AC, kursi, dan meja.

Struktur bangunan pun masih tampak asli sebagaimana desain awalnya. Hanya sayang lantai yang digunakan memang sudah berganti dari sebelumnya lantai teraso, peninggalan Belanda, menjadi lantai keramik yang diganti saat rekonstruksi pada 2015.

Tak hanya itu, ruangan basemen Wisma Tumapel juga ditutup dengan tembok cor. Alhasil akses ke basemen atau rubanah yang konon terdapat lorong bawah tanah, yang bisa tembus hingga ke kawasan SMA Tugu, tak bisa diakses lagi.

Sejarawan Malang, Rakai Hino Galeswangi menuturkan bahwa Wisma Tumapel dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda di bouwplan 2 yang meliputi kawasan Balai Kota Malang, Bundaran Tugu, dan kawasan bangunan SMA Tugu yang digunakan sebagai pusat perkantoran di zaman Belanda.

"Jadi bouwplan dua ini dibangun di kawasan Tugu dan Balai Kota Malang. Awalnya di situ tempatnya para petinggi, makanya kelurahannya dinamakan Tumenggungan. Ada salah satu suluk silir ada kata Tumenggungan, di situ namanya Tumenggung, yang artinya para petinggi," kata Rakai Hino saat berbincang dengan detikcom, Kamis (14/10/2021).

Pembangunan kawasan Bouwplan II, kata Rakai Hino, dimulai pada 1922 melalui keputusan dewan kota. Pembangunan kawasan dipimpin oleh arsitek Belanda bernama Karsten. Saat itu kawasan sekitar Balai Kota Malang masih merupakan taman dan kawasan hutan, dengan pemandangan indah lembah Sungai Brantas dan kawasan Bundaran Tugu, yang merupakan alun-alun kecil.

"Saat bouwplan dua berjalan, ketika didirikan balai kota, sebelahnya balai kota memang taman, kirinya balai kota itu taman tapi belum ada jembatan. Di situ ada lembah Sungai Brantas yang banyak pepohonan. Pemandangannya indah," ujar pria yang juga merupakan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang ini.

Dari sanalah muncul ide untuk membuat sebuah bangunan penginapan untuk tempat peristirahatan dan digunakan pada 1928. Splendid Inn digunakan untuk menginap para petinggi dan orang Belanda, yang berkunjung ke Malang kala itu. Apalagi jarak dengan Stasiun Malang cukup dekat, sehingga lokasi tersebut dianggap cocok dijadikan tempat penginapan.

"Di situ muncul ide membuat penginapan yang dikenal dengan Wisma Tumapel, dulu namanya Splendid Inn, Splendid Inn namanya dari hotel itu ya di Wisma Tumapel. Bangunannya ya yang sekarang jadi Wisma Tumapel itu," terangnya.

Menurut Rakai Hino, Splendid Inn dahulu merupakan hotel termewah dan termegah di masanya. Pemandangannya cukup indah di mana pemandangannya menghadap ke Sungai Brantas, dengan di sekitarnya terdapat pepohonan dan taman-taman. Sementara area depannya tampak bundaran alun-alun kecil yang kini menjadi Bundaran Tugu.

"Ketika dibangun Splendid Inn diharapkan orang yang turun di Stasiun Kotabaru nginapnya tidak jauh, karena belum ada penginapan kala itu," jelasnya.

Seiring berjalannya waktu, Jepang yang datang ke Indonesia mengusir Belanda yang tengah menduduki Indonesia. Beberapa bangunan peninggalan Belanda diambil alih oleh Jepang, termasuk kompleks bangunan di kawasan Kota Malang.

Semasa pemerintahan Jepang, ada perubahan peruntukan, dimana Wisma Tumapel yang dulu bernama Splendid Inn diubah menjadi markas kempetei atau polisi militer Jepang.
Sementara Balai Kota Malang tetap dijadikan pusat pemerintahan, sedangkan kawasan SMA Tugu, dahulu dijadikan markas tawanan, termasuk di dalamnya beberapa tahanan dari tentara Belanda.

"Wisma Tumapel ini berubah fungsi saat didatangi Jepang, dari penginapan menjadi markas kempetei, sementara SMA Tugu dijadikan markas tawanan, kalau untuk balai kota dijadikan pusat pemerintahan dan pemimpin tertinggi, sekelas wali kota," terangnya.

Sekretaris TACB Kota Malang yang juga seorang arsitek Erlina Laksmiani Wahdyutami, menyebut bahwa bangunan Wisma Tumapel ini didesain dengan menggunakan arsitek modern.

"Langgamnya Wisma Tumapel arsitek modern, tapi ada ornamen-ornamen garis-garis tegas, seperti kantor PLN (di Kayutangan), kalau arsitek modern itu sebenarnya anti ornamen. Kalau langgam arsitek klasik dipakai di gereja-gereja, kayak Kayutangan dan Gereja Ijen," jelas Erlina.

Perempuan yang juga dosen arsitek Universitas Merdeka (Unmer) itu juga menambahkan bahwa bangunan Wisma Tumapel yang saat ini bukanlah struktur bangunan yang asli. Sebab ada beberapa perubahan drastis, salah satunya di lantainya.

"Kalau dulu yang aslinya pakai lantai teraso warna merah, tapi sekarang diganti keramik kecoklatan. Sedangkan di blendug di atap bangunan itu juga ada tambahan baru, tahun 93 masih belum ada," pungkas Erlina.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.