"Kalau kita menyandingkan di antara provinsi-provinsi yang lain kenapa belum mencapai level 1, itu antara lain karena testing dan tracing. Siapa yang melakukan di sini ada Babinsa, Bhabinkamtibmas. Siapa yang paling bawah adalah bidan desa dengan dorongan dari para kepala desa tentu di dalamnya ada kepala dusun. Proses ini menjadi bagian yang sangat penting. Itulah social capital Jawa Timur yang harus kita jaga, kita tumbuh kembangkan dalam format," terangnya.
Sementara Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak mengajak masyarakat Jatim untuk mendoakan Gubernur Khofifah, agar senantiasa diberikan kesehatan dalam membawa Jawa Timur bangkit.
"Sebagai wakil dari gubernur, saya doakan Ibu Gubernur semoga diberikan kesehatan dan kesuksesan dalam memimpin provinsi yang sangat besar jumlah penduduknya, dan sumbangsih ekonominya ini, dengan segala tantangan dan dinamika. Apalagi kita masih di tengah pandemi tapi kita syukuri bahwa capaian-capaian ini sudah luar biasa," harap Emil.
Di kesempatan ini, Gubernur Khofifah juga memberikan penghargaan Lencana Jer Basuki Mawa Beya Emas kepada sejumlah tokoh di Jatim. Penghargaan tertinggi di Jatim ini atas dedikasi dan prestasi para tokoh yang luar biasa.
Penghargaan ini diberikan pada Pangdam/V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, Kepala Kejati Jatim M Dhofir, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Sumenep Achmad Fauzi, Bupati Magetan Suprawoto, Bupati Tuban Aditya Halindra.
Selain itu, penghargaan ini juga diberikan pada atlet badminton, Khalimatus Sa'diyah yang menyabet emas di Paralimpiade Tokyo 2020. Dia juga mendapatkan hadiah sebesar Rp 750 juta dari Pemprov Jatim.
(sun/bdh)