Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial Dinsos Surabaya, Agus Rosyid mengatakan tiap hari rutin melakukan razia bersama Satpol PP, Linmas, hingga dinkes. Saat didapati PMKS, langsung dibawa ke Liponsos Keputih untuk dilakukan asesmen.
"Kemudian mereka diasemsen dan diidentifikasi asal mula menjadi PMKS. Kalau yang asli Surabaya saat ini sudah ada penurunan karena Pemkot sudah memberikan intervensi. Seperti yang belum sekolah mereka mendapatkan sekolah gratis bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) jadi sangat minim," kata Agus saat dihubungi wartawan, Selasa (12/10/2021).
Ia menjelaskan, penertiban PMKS seperti tuna wisma, pengemis, ODGJ dan gelandangan ini agar tidak membuat kumuh wajah Surabaya. Meski begitu tidak menutup kemungkinan banyaknya PMKS di Surabaya yang juga berasal dari luar kota kota.
"Ya memang ada tapi biasanya mereka (PMKS) berpindah-pindah kadang di perbatasan kota, kadang juga ketika kita kejar sudah ada di pusat kota. Kalau seperti itu kita bawa ke Liponsos Keputih untuk kemudian dipulangkan ke daerah asalnya," ujarnya.
(fat/fat)