Surabaya -
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mendorong inovasi-inovasi baru sistem pembelajaran yang bisa diterapkan di era pandemi COVID-19. Emil mengatakan metode pembelajaran saat ini harus diperbarui.
Hal ini diungkapkan Emil saat mengikuti seminar nasional yang digelar Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Seminar ini bertema "Strategi Inovasi Pembelajaran dan Rekayasa Teknologi di Era Pandemi COVID-19".
Di kesempatan ini, Emil mengungkapkan, proses mengajar baiknya mengutamakan active learning. Menurutnya, pembelajaran tak hanya berpacu di dalam kelas namun juga luar kelas.Untuk itu, Emil menyebut perlu mewujudkan dan menumbuhkan inovasi-inovasi baru dalam pembentukan strategi pembelajaran.
Salah satu strategi pembelajaran baru yakni aktif mencari, memilih, menemukan, menganalisis, menyimpulkan, dan mengomunikasikan hasil pembelajaran dengan sumber pembelajaran yang beragam dan sesuai.
"Oleh karena itu kita harus memperluas cakrawala kita dalam dunia pembelajaran," ungkap Emil di Surabaya, Senin (11/10/2021).
Wagub Emil menambahkan, strategi pembelajaran memang sudah harus diperbarui. Ia menyebut metode pembelajaran di mana peserta didik hanya sebagai pendengar saja seharusnya diperbaru.
Metode ini sudah seharusnya diupgrade, karena peserta didik harus dituntut aktif. Begitu juga dengan pengajar, bukan hanya menyampaikan materi, tapi juga dituntut memberikan pemahaman dan bimbingan pada anak-anak didik.
"Hidup itu selamanya untuk belajar atau life longs learning, tidak ada batas waktu dalam belajar," jelasnya.
Sementara Dekan FT Unesa Dr Maspiyah mengatakan, pihaknya memiliki visi Unggul Dalam Teknologi dan Pendidikan Kejujuran. Untuk itu, pihaknya ingin berkontribusi dalam mengembangkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
"Oleh karena itu, melalui tema acara ini, saya berharap kita bisa berkontribusi dan berinovasi dalam pembelajaran dan teknologi di masa pandemi COVID-19 ini," jelasnya.
Maspiyah juga memberikan apresiasi tinggi pada seminar nasional yang diselenggarakan bidang kemahasiswaan dan alumni ini.
Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FT Unesa, Dedy Rahman Prehanto, menambahkan, era pandemi COVID-19 ini menyebabkan semua aktivitas menjadi terhambat. Salah satunya aktivitas pembelajaran.
Sehingga, dengan tuntutan kondisi pandemi seperti ini, inovasi strategi pembelajaran harus dimunculkan dengan memanfaatkan teknologi yang ada di tengah
era revolusi industri 4.0.
"Revolusi industri 4.0 ini merupakan upaya pengembangan taraf hidup manusia menuju perbaikan dengan mengintegrasikan dunia online, di mana segala kegiatan produksi atau yang lainnya menggunakan internet sebagai penopang utama," ujarnya.
Senada dengan Dedy, Ketua Pusat Riset Sistem Informasi dan Ketua Program Doktor Sistem Informasi Universitas Diponegoro, Prof Dr Suryono mengimbau dunia pendidikan harus bisa mengikuti arus perubahan dalam era revolusi industri 4.0.
"Karena kalau tidak, kita nanti akan tergilas," ucapnya.
Dia memaparkan, banyak cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan inovasi dalam pembentukan strategi pembelajaran di era pandemi dengan memanfaatkan teknologi yang ada agar pembelajaran menjadi lebih efektif.
Di kesempatan ini, Kaprodi S3 Pendidikan Vokasi Unesa Prof Dr Eko Hariadi menjelaskan abad ke-21 menjadi abad yang banyak tantangan. Para individu dituntut memiliki skill yang mumpuni, salah satunya kreativitas.
"Kreativitas menjadi ketrampilan teratas yang membawahi evaluasi, analisa, praktik, memahami, dan mengingat. Pada abad 21 ini, kreativitas memiliki peran penting," ujarnya.
Dengan adanya kreativitas, akan mengarahkan individu menjadi pribadi yang dapat berpikir kritis. Tak terkecuali dalam bidang pendidikan.
Prof Eko memaparkan penerapan kreativitas dapat dipraktikkan oleh para pengajar atau tenaga kependidikan melalui siswa maupun mahasiswa dengan cara meningkatkan model konstruk kreativitas yang terbagi ke dalam model empat C, yaitu mini-c, little-c, Pro-c, dan Big c.
Dalam segala bidang pendidikan, Prof Eko menyebut kreativitas menjadikan individu dapat menemukan ide-ide dalam membuat keputusan, praktek, dan menyelesaikan masalah. Seperti brainstorming, analogi, dan visualisasi.
Berpikir secara kreatif juga membawa dampak positif bagi mahasiswa teknik dalam melihat permasalahan pada situasi yang riil dan lebih luas. Mahasiswa teknik akan menghasilkan banyak ide yang khas yang dapat mendukung keahlian di bidangnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini