Osing Pink merupakan komunitas penyintas kanker payudara, yang memberikan pendampingan, edukasi, hingga dukungan moril dan materiil kepada para penderita (warior) kanker.
Komunitas ini diketuai Laili Dian Pangestuti, yang juga seorang penyintas kanker payudara. Setelah dinyatakan sembuh dari penyakitnya, Dian bersama para penyintas lainnya mendedikasikan diri untuk mendampingi dan membantu para penderita kanker payudara di Banyuwangi.
"Terima kasih kepada komunitas Osing Pink yang terus peduli para penderita kanker payudara di Banyuwangi. Pendampingan dari ibu-ibu sangat mereka butuhkan, untuk bangkit dan bersemangat menjalani pengobatan," kata Ipuk saat bertemu komunitas Osing Pink, di Pendopo Sabha Swagatha, Senin (11/10/2021).
Turut mendampingi Plt Direktur RSUD Blambangan, dr Aisyiah Anggraeni dan dokter spesialis onkologi RSUD Blambangan dr Asdi Wihandono, SpB(K)Onk.
Dalam kesempatan itu Ipuk banyak mendengarkan kisah dan semangat para 'survivor' kanker payudara tersebut selama menjalani pengobatan. Ipuk bangga mendengar semangat mereka yang luar biasa dalam melawan penyakitnya.
Ipuk mengatakan, pemerintah akan terus memperbaiki kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk di sektor kesehatan. Khususnya yang terkait layanan pengobatan pasien kanker.
"Di RSUD Blambangan sudah ada dokter spesialis onkologi, jadi untuk pemeriksaan dan pengobatan standar sudah bisa dilakukan di Banyuwangi. Tinggal ditingkatkan lagi layanan untuk kemoterapi dan radiasi sehingga pasien kanker cukup berobat di Banyuwangi, tidak perlu dirujuk ke luar daerah," tambahnya.
Sementara dr Asiyah Anggraeni menjelaskan, sejak 2019 RSUD Blambangan telah menyiapkan layanan terpadu untuk pasien kanker. Bahkan berbagai fasilitas penunjang serta SDM telah disiapkan.
"Untuk layanan radiasi, alat sudah kita siapkan tinggal melatih tenaga radiatornya. Sementara untuk layanan kemoterapi, tempat dan SDM sudah kita siapkan, tinggal melengkapi alat handlingnya saja, alat khusus untuk mencampur obat kemoterapi. Ini yang kita belum punya," kata dr Asiyah.
"Tapi kalau untuk operasi dan perawatan standar saja Banyuwangi sudah siap. Hanya kalau untuk perawatan lanjutan seperti kemoterapi dan radiasi saja yang kita belum punya," timpal dr Asdi Wihandono.