Cerita Rini Pijet, Orang dengan Gangguan Jiwa yang Kini Telah Hidup Mandiri

Cerita Rini Pijet, Orang dengan Gangguan Jiwa yang Kini Telah Hidup Mandiri

Andhika Dwi - detikNews
Minggu, 10 Okt 2021 10:16 WIB
Kemajuan yang dialami Rini mendapat apresiasi dari Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar. Mas Abu menyampaikan, adanya Posyandu Jiwa di Kota Kediri diharapkan dapat menjadi ruang kesempatan para penyandang ODGJ dapat beraktivitas seperti sedia kala.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar/Foto: Andhika Dwi/detikcom
Kediri - Warga Kota Kediri Rini Pijet (61) kini sudah sehat dan hidup mandiri secara sosial dan ekonomi. Sebelumnya, ia sempat disebut orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Dulu, Rini merupakan sosok yang selalu mencuri perhatian pengguna jalan. Ia kerap nongkrong di simpang 4 Jalan Dhoho.

Dengan rambut berwarna cerah dan berpakaian nyentrik, Rini berjoget sambil membawa papan promosi jasa pijatnya. Dengan gaya khas tersebut, ia sempat beberapa kali dievakuasi Pemkot Kediri untuk mendapat pendampingan khusus.

Dua tahun berselang, kini Rini Pijet telah berubah dan dapat menjalani aktivitas secara mandiri. Bahkan, kini ia lebih menggeluti jasa pijat untuk ibu dan anak-anak.

Dengan tarif tetap sukarela, ia kini mempromosikan jasa pijat melalui selebaran kertas, yang ia titipkan pada Dyana, Pendamping ODGJ Kecamatan Kota.

"Alhamdulillah saya sekarang sudah sehat, sudah bisa mandiri. Buka pijet capek dan kerokan untuk ibu-ibu dan anak-anak. Biasanya orang-orang manggil (pijet) ke rumah. Tarifnya sukarela," ujar Rini saat ditemui di Posyandu Jiwa, Minggu (10/10/2021).

Sebelumnya, Rini telah mendapat pendampingan dari Pemkot Kediri melalui Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan. Mulai dari pengobatan di RS Lawang, pendampingan psikososial, hingga fasilitasi pengembangan keterampilan.

Kemajuan yang dialami Rini mendapat apresiasi dari Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar. Mas Abu menyampaikan, adanya Posyandu Jiwa di Kota Kediri diharapkan dapat menjadi ruang kesempatan para penyandang ODGJ dapat beraktivitas seperti sedia kala.

"Saat ini sudah ada 6 Posyandu Jiwa di Kota Kediri yang telah membuka layanan. Selain itu, dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar sangat dibutuhkan agar mereka dapat bersosialisasi dan beraktivitas mandiri seperti sebelumnya. Dengan semangat Hari Kesehatan Jiwa ini, kami mengingatkan pada seluruh masyarakat Kota Kediri, bahwa teman-teman kita ini layak mendapat kesempatan yang sama," ujar Mas Abu.

Lalu bertepatan dengan Hari Kesehatan Jiwa, Pemerintah Kota Kediri kembali membuka layanan Posyandu Jiwa. Salah satunya diadakan oleh Puskesmas Wilayah Balowerti pada Sabtu (9/10) di Balai Kelurahan Lama Dandangan. Terdapat 15 peserta dari 5 kelurahan yang hadir. Salah satunya Dyah Sulistio Rini atau biasa dikenal Rini Pijet.

Sementara Kepala Puskesmas Balowerti, dr Henry Mulyono menyampaikan, kegiatan Posyandu Jiwa di wilayahnya secara reguler diadakan 3 bulan sekali.

"Untuk sementara waktu kami adakan 3 bulan sekali, mengingat kami perlu treatment tambahan berupa penjemputan pasien dari rumah. Selain itu kegiatan ini juga melibatkan dosen dari Stikes Dharma Husada untuk konseling," kata dr Henry.

Setelah registrasi, pasien akan diperiksa kesehatannya lalu mereka akan diajak bercerita tentang apa yang saat ini dirasakan.

Usai mengikuti Posyandu, para pasien mendapatkan paket bantuan berupa bahan pokok, minuman bervitamin, susu, serta lauk pauk dari program Si Jamal, yang merupakan gabungan beberapa lembaga amal yang bekerja sama dengan Pemkot Kediri.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.