Sejak pagi suasana di RSAL dr Ramelan mulai ramai dipenuhi 100-an anak. Mereka memakai sarung dan peci. Rupanya mereka akan mengikuti sunatan massal dalam rangka Hari Kesehatan TNI AL.
Anak-anak yang disunat massal gratis ini juga ditemani orangtua atau keluarganya. Sunat massal pun dimulai sejak pukul 08.00 WIB. Saat itulah satu per satu terdengar suara tangis dan teriakan peserta sunatan massal. Tak jarang teriakan kesakitan anak-anak ini bikin keluarga lain tersenyum bahkan ada yang tertawa dengan aksi spontan mereka.
Salah satu peserta yang disunat massal adalah pelajar kelas 1 SMP. Dirinya memegah HP dan nge-game untuk mengalihkan ketakutannya. Namun celotehan spontan mereka juga bikin tim dokter dan keluarnya senyum-senyum sendiri.
"Aduh dok loro dok, loro dok, aduh dok (Aduh dok, sakit dok, sakit dok, aduh dok) Ya Allah sakit, Ya Allah, ga kuat...Bismillahhh," teriak peserta tersebut sambil menggenggam ponsel itu.
Dia berkali-kali mengeluh ke dokter dan nakes saat dilakukan pembedahan. Sebab dirinya takut. Saking takutnya, dia terus berteriak dan istighfar. Berkali-kali dia menanyakan kepada dokter apakah proses menjahit sudah selesai. Sebab dari pengakuannya dia merasa geli.
"Aduh, Astagfirullah, Ya Allah, Ya Allah. Mpon a dok (Sudah kah dok). Aduh dok, keri (geli) dok," katanya.
Mendengar teriakan spontan sang anak tersebut, rupanya membuat orang yang memegang tubuhnya dan tim dokter tersenyum.
Simak juga 'TNI Gelar Sunatan Massal, Sejumlah Anak-anak Histeris':
"Keri kok teriak seh?," timpal dokter yang menangani.
Ia pun terus berteriak mengeluh geli saat dijahit. Teriakannya anak tersebut makin kencang saat tahu dokter memberi suntikan.
"Ga kuat aku dok. Aduh, bismillah, bismillah, bismillah. Emoh disuntik maneh, emoh (Tidak mau disuntik lagi, tidak mau," ujarnya.
Berbeda dengan Asraf Romadhoni, meski sempat menangis karena merasakan sakit, dia mengaku lega akhirnya sudah selesai sunat. Asraf sendiri memang sudah ingin disunat.
"Sakit. Memang sudah pengen sunat. Selesai sunat dapat baju, sarung, makanan, obat, senang. Ini bikin senang," katanya dengan membawa bingkisan yang diberikan pihak RSAL dr Ramelan.
Sementara Febrian Rezky Sustio kelas 6 SD justru tampak tegas dan tidak menangis. Dia merasakan seperti digigit semut saat sunat.
"Nggak sakit, kayak digigit semut. Berangkat jam set 7 pagi, memang berani," pungkas Febri yang ditemani oleh ayahnya.