Sebanyak 52 perahu layar tradisional berderet di Pantai Warudoyong, Desa Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Rabu (6/10/2021). Mereka berlomba untuk membelah Selat Bali untuk menjadi yang tercepat.
"Sudah dua tahun ini libur lomba balap perahu layar. Makanya tahun ini harus menang," ujar Atim, salah satu peserta perahu layar asal Desa Ketapang, Rabu (6/10/2021).
Perahu-perahu ini bagian dari lomba balap perahu layar di Selat Bali yang sudah menjadi tradisi masyarakat setempat. Acara ini merupakan serangkaian acara petik laut Rabu Wekasan yang diadakan tiap bulan Safar. Kegiatan digelar dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Biasanya setahun sekali. Kemarin dua tahun. Ini kita mulai lagi setelah pandemi COVID-19 agak surut," tambahnya.
Perahu layar tersebut memulai balapan dari Pantai Warudoyong kemudian menuju arah Pantai Gilimanuk, di Bali. Mereka beradu cepat dan kembali finish di pantai yang sama. Setiap kapal butuh waktu rata-rata sekitar sekitar 25 menit untuk bolak-balik membelah Selat Bali.
"Dalam balapan ini dibagi menjadi babak penyisihan dan final. Setiap penyisihan ada 25 kapal dan dipilih 10 kapal tercepat. Kemudian peserta yang terpilih di babak penyisihan akan beradu kecepatan di final," ujar Sujarno Ketua Pokmaswas Pantai Waru Doyong.
Kegiatan lomba perahu layar itu, kata Sujarno, untuk memeriahkan kegiatan petik laut dan Rebo Wekasan yang merupakan tradisi yang dilakukan turun temurun. Tujuannya untuk meminta kepada Tuhan keselamatan rezeki saat melaut.
"Untuk diberi keselamatan dan rezeki yang banyak di laut. Ini sudah turun temurun, kita cuma melestarikan," kata dia.
Acara kali ini dilakukan secara sederhana karena masih dalam masa pandemi. Biasanya acara digelar meriah dengan rangkaian tasyakuran dan larung saji berupa kepala kerbau dan kambing. Namun ini dilakukan dengan hanya selamatkan dan kegiatan lomba perahu layar. (fat/fat)