Monumen Lubang Buaya Banyuwangi masih terus dirawat oleh pemerintah setempat, khususnya, perangkat desa di Desa/Kecamatan Cluring, Banyuwangi. Mereka berharap ada perhatian khusus bagi lokasi pembantaian 62 pemuda Ansor Banyuwangi oleh PKI ini dengan menjadikannya destinasi wisata religi dan historis.
Kepala Desa Cluring Sunarto Eka Siswoyo mengatakan setiap tahun, kegiatan peringatan mengenang 62 pemuda Ansor yang gugur dan peringatan Kesaktian Pancasila selalu digelar di Lubang Buaya Banyuwangi. Untuk itu, pihaknya melakukan berbagai upaya dalam perawatan lokasi yang dinilai keramat ini.
"Tentu ini menjadi lokasi bersejarah masyarakat Banyuwangi dalam melawan PKI. Kami selalu merawat tempat ini dengan maksimal," ujarnya kepada wartawan, Kamis (30/9/2021).
Seperti saat ini, kata Sunaryo, pihaknya bersama dengan perangkat desa dan Banser menggelar upacara dan tabur bunga di Lubang Buaya Banyuwangi. Tabur bunga ini digelar untuk mengenang jasa para syuhada yang gugur dibantai oleh PKI.
"Kami menggelar kegiatan ini untuk mengenang jasa para syuhada yang memberikan nyawa mereka untuk membela kebenaran," tambahnya.
Sunarto berharap, monumen Pancasila dan Lubang Buaya Banyuwangi ini menjadi destinasi religi dan historis. Sebab setiap tahun, dan beberapa kegiatan lainnya, dipastikan banyak masyarakat yang datang berziarah ataupun mengenang 62 pemuda Ansor yang tewas atas kekejian PKI pada tahun 1965.
"Tentu ini menjadi hal yang baik jika lokasi ini menjadi destinasi wisata religi. Kami akan support penuh untuk kelangsungan sejarah di Banyuwangi," pungkasnya.
(iwd/iwd)