Arkeolog Temukan Gerbang dan Benteng Istana Paman Hayam Wuruk

Arkeolog Temukan Gerbang dan Benteng Istana Paman Hayam Wuruk

Enggran Eko Budianto - detikNews
Kamis, 30 Sep 2021 16:00 WIB
Ekskavasi tahap empat Situs Kumitir di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto memasuki hari terakhir. Selama 22 hari ekskavasi, arkeolog menemukan bangunan benteng dan gerbang istana Bhre Wengker, Paman Raja Majapahit Hayam Wuruk.
Situs Kumitir Mojokerto/Foto: Enggran Eko Budianto/detikcom
Mojokerto -

Ekskavasi tahap empat Situs Kumitir di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto memasuki hari terakhir. Selama 22 hari ekskavasi, arkeolog menemukan bangunan benteng dan gerbang istana Bhre Wengker, Paman Raja Majapahit Hayam Wuruk.

Ekskavasi tahap empat Situs Kumitir digelar sejak 6 September 2021. Tim penggalian arkeologi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim fokus menampakkan dinding sisi barat istana Bhre Wengker yang selama ini masih terpendam.

"Dinding barat sudah ketemu 130,5 meter dari total 203 meter, sisanya sudah rusak. Sebelum sudut barat daya ada tanah yang asli, belum digali. Rencana tahap ekskavasi selanjutnya kami gali di titik tersebut. Kami berharap menemukan dinding yang masih utuh di sana," kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Kumitir BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho kepada detikcom di lokasi, Kamis (30/9/2021).

Arkeolog BPCB Jatim ini menjelaskan, dinding barat Situs Kumitir merupakan gerbang sekaligus benteng istana Bhre Wengker dan istrinya Dyah Wiyat atau Bhre Daha. Posisi gerbang persis di tengah-tengah dinding sepanjang 203 meter tersebut. Hanya saja gerbang yang dulunya megah itu sudah tidak utuh lagi.

Struktur gerbang yang sudah tampak diapit 2 pilar besar pada sisi utara dan selatan. Jarak antarpilar yang diperkirakan sebagai pipi tangga itu mencapai 12 meter. Masing-masing pilar tersusun dari bata merah kuno, sepanjang 177 cm, lebar 177 cm dan tinggi yang sudah nampak 65 cm.

Di antara pipi tangga tersebut terdapat bangunan tangga yang juga dari susunan bata merah kuno. Struktur tangga yang sudah tampak lebarnya mencapai 12 meter, panjangnya dari barat ke timur sekitar 6 meter. Ketinggian tangga yang berundak menuju ke pintu gerbang sekitar 2,5 meter.

"Bentuk gerbang bisa paduraksa seperti Candi Bajangratu, bisa bentar seperti Candi Wringinlawang. Kecenderungannya seperti kori agung di Bali, seperti gunungan wayang, tengahnya pintu kemungkinan tiga," terang Wicaksono.

Sisa-sisa bangunan gerbang istana Paman Hayam Wuruk itu menyambung dengan dinding yang membentang ke arah utara dan selatan. Ketebalan tembok yang terbuat dari bata merah kuno itu mencapai 199 cm. Bagian paling tinggi yang ditemukan mencapai 295 cm. Dinding sisi barat ini lebih tebal dibandingkan sisi timur Situs Kumitir yang hanya 140 cm.

"Ternyata tidak sekadar dinding keliling, tapi menyerupai benteng karena tebalnya mencapai 199 cm, struktur paling tinggi kami temukan mencapai 295 cm dan dimungkinkan lebih tinggi lagi," jelas Wicaksono.

Setelah ekskavasi tahap empat, tambah Wicaksono, pihaknya akan melapor sekaligus mengeluarkan rekomendasi ke Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati. Salah satu rekomendasi terkait pembebasan lahan milik warga di Situs Kumitir.

Lihat juga video 'Melihat Tempat Pembuatan Bir Berusia 5.000 Tahun':

[Gambas:Video 20detik]



"Terkait status tanah, kami minta bantuan pemkab bisa membebaskan tanah ini. Kalau kami membuat gambarnya hampir 7 hektare, struktur dan zona penyangga," terangnya.

Bangunan utama yang diyakini sebagai istana Kudamerta atau Bhre Wengker dan istrinya, Bhre Daha ditemukan di bagian timur Situs Kumitir. Yaitu tepat di sebelah barat makam Dusun Bendo, Desa Kumitir.

Ekskavasi tahap empat Situs Kumitir di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto memasuki hari terakhir. Selama 22 hari ekskavasi, arkeolog menemukan bangunan benteng dan gerbang istana Bhre Wengker, Paman Raja Majapahit Hayam Wuruk.Situs Kumitir di Mojokerto/ Foto: Enggran Eko Budianto/detikcom

Sisa-sisa fondasi istana seluas 20x26 meter persegi itu terbuat dari bata merah kuno dan susunan batu atau bolder. Struktur istana ini dikelilingi dinding persegi panjang dengan ukuran 316x203 meter. Oleh sebab itu luas Situs Kumitir mencapai 64.148 meter persegi.

Bhre Wengker bergelar Wijayarajasa merupakan raja kecil atau raja negara bagian yang menjadi bawahan Raja Majapahit. Pemilik nama Kudamerta itu menikah dengan Bhre Daha yang bergelar Rajadewi Maharajasa.

Bhre Daha dan Tribuana Tunggadewi sama-sama putri Raden Wijaya, raja pertama Majapahit dan Dyah Gayatri atau Rajapatni. Dengan begitu, Bhre Wengker adalah menantu Raden Wijaya sekaligus paman Raja Hayam Wuruk. Karena Hayam Wuruk putra Tribuana Tunggadewi.

Situs Kumitir juga menjadi tempat pendarmaan atau tempat menghormati Mahesa Cempaka, salah seorang raja bawahan Singosari. Bhre Wengker membangun tempat suci untuk menghormati leluhurnya, Mahesa Cempaka di dalam istananya yang kini menjadi Situs Kumitir.

Mahesa Cempaka meninggal pada 1268 Masehi. Semasa hidupnya, dia menjadi Bhre Daha, salah satu negara bagian Kerajaan Singosari. Sementara Singosari kala itu dipimpin saudara tirinya, Wisnu Wardhana.

Mahesa Cempaka merupakan keturunan kedua Ken Arok dengan Ken Dedes. Dia adalah kakek Raden Wijaya, pendiri Majapahit. Sedangkan Wisnu Wardhana keturunan kedua dari Tunggul Ametung dengan Ken Dedes.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.