Pandemi COVID-19 memaksa banyak orang banting setir untuk bertahan hidup. Seperti yang dialami warga Blitar, Edi Kamari.
Pria 57 tahun itu tampak terampil memasukkan ujung jarum besar di sela sol sepatu. Padahal ilmu menjahit sepatu dipelajarinya secara singkat dari seorang teman, yang berkeluh kesah di jalanan Kota Blitar.
Warga Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar ini harus pulang kampung satu tahun yang lalu. Efek domino pandemi Corona membuat pabrik semen di Gresik tempatnya bekerja mengurangi jumlah karyawan.
Edi buruh pengangkut semen di pabrik itu. Sejak awal 2021, pabrik mengurangi jumlah karyawan karena pendapatan menurun akibat turunnya daya beli konsumen. Edi memutuskan pulang kampung kembali ke rumah orang tuanya. Uang pesangon dari pabrik dibelikan becak. Rencananya, dia menarik becak di kawasan Makam Bung Karno (MBK).
Ternyata, kenyataan yang dihadapi tak semulus rencananya. Persaingan ketat antartukang becak dan ditutupnya lokasi wisata di Blitar, sempat membuat Edi kelimpungan. Lokasi mangkal pun bergeser di sekitar Pasar Legi Kota Blitar.
"Hanya beberapa bulan saya narik becak. Tapi ternyata badan saya gak kuat. Saya berpikir, gimana caranya tetap dapat penghasilan tapi tenaganya gak banyak keluar. Lalu saya lihat orang yang jahit sepatu itu," tutur bapak satu anak ini kepada detikcom, Senin (27/9/2021).
Seorang kawan tukang sol sepatu yang mangkal di kawasan Pasar Legi, dengan ikhlas mengajarinya. Edi dengan cepat belajar. Baginya, semua pekerjaan harus bisa dikerjakan, selagi Tuhan memberi kemampuan melihat dan memegang dengan baik.
"Selagi ketok, iso didelok, iso didemok yo kudu iso dikerjakke (selagi kelihatan, bisa dilihat dan dipegang ya harus bisa dikerjakan," ujar Edi.
Lihat juga video 'Korban Penembakan di Tangerang Kerja Sebagai Paranormal & Ahli Pengobatan':