Beberapa hutan melakukan pemasangan camera trap untuk memantau langsung keberadaan Macan Tutul Jawa. Salah satunya adalah Taman Nasional (TN) Alas Purwo, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi.
Kasi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I TN Alas Purwo Probo Wresni Adji menjelaskan pada tahun 2020 sebanyak 68 camera trap dipasang di habitat Macan Tutul Jawa Alas Purwo.
"Tahun 2020 ada 68 kamera trap kita pasang. Tapi mohon maaf demi keamanan kita tidak menyebutkan lokasi pemasangan," ujarnya kepada detikcom, Minggu (26/9/2021).
Luas area hutan lindung Taman Nasional Alas Purwo 43.420 hektar, meliputi dua wilayah kerja yaitu wilayah 1 Tegaldlimo meliputi Resort Rowobendo, Resort Pancur dan Resort Grajagan. Wilayah 2 Muncar meliputi Resort Kucur, Resort Tanjung pasir.
Camera trap ini tidak hanya digunakan untuk memantau Macan Tutul Jawa. Tapi juga binatang lain yang ada di Alas Purwo. Namun lebih khusus, diperuntukkan memantau perkembangan Macan Tutul Jawa yang ada di hutan sebelah Timur Pulau Jawa ini.
Pada tahun 2020, camera trap di Alas Purwo merekam adanya 26 Macan Tutul Jawa yang menjadi endemic di wilayah tersebut. Macan Tutul Jawa ini terlihat sehat dan bisa berkembang biak.
"Kegiatan perekaman dalam satu tahun dilakukan hanya sekali, yakni di bulan Oktober dan November. Pada tahun 2020 kita mendapatkan tangkapan hasil gambar macan tutul sebanyak 26 ekor," lanjut Probo.
Selama ini, kata Probo, belum ada laporan terkait temuan masyarakat adanya Macan Tutul Jawa yang keluar dari wilayah hutan. Karena, mangsa atau hewan yang menjadi makanan Macan Tutul Jawa masih melimpah di wilayah Alas Purwo.
"Masih melimpah (hewan mangsa). Belum ada laporan dari masyarakat terkait dengan adanya Macan Tutul Jawa yang berkeliaran. Kemarin ada laporan adanya hewan ternak kambing yang diserang, tapi bukan Macan Tutul Jawa ya, itu anjing liar," tambahnya.
Untuk saat ini, kata Probo, pihaknya terus melakukan patroli dan melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait Macan Tutul Jawa yang dilindungi pemerintah. Tak hanya itu, penelitian juga dilakukan oleh pihaknya bersama dengan masyarakat, stakeholder dan universitas di Indonesia.
"Tentu perlindungan Macan Tutul Jawa menjadi prioritas kami. Dan kita menggandeng stakeholder terkait dan juga universitas melakukan penelitian salah satunya adalah UGM," pungkasnya.