Selain itu, ada berbagai tuntutan eksternal untuk pentingnya beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. "Kata kuncinya ASN yang unggul dan berkualitas yakni harus bisa melihat benchmark dari ASN yang ada di daerah lain," ujar Emil dalam keterangannya, Kamis (16/9/2021).
"Pemprov Jatim memiliki corporate university yang dikelola BPSDM ini, bukan tempat untuk sekadar mendengarkan materi dari narasumber, yang menjadi keunggulan adalah keanekaragaman, melalui inilah membuat menjadikan proses diskusi ini aktual. Jadi di sini bukan knowledge dissemination melainkan knowledge creation," imbuhnya.
Emil mengatakan, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan memiliki koneksi di dunia luar pemerintahan. Agar memperluas paradigma ke depan, dari sekadar kualifikasi menjadi kompetensi.
Mantan Bupati Trenggalek ini menyebut, adanya pandemi COVID-19 membuat seluruh pihak sadar pentingnya dunia digital, khususnya internet. Digitalisasi disebutnya menjadi hal penting saat pandemi, untuk pemanfaatan pelayanan publik.
"Jadi kalau ketemu pimpinan bukan asal bapak senang, kita harus mampu membuat masyarakat happy dengan pelayanan yang kita canangkan," imbuhnya.
Di akhir kesempatan, orang nomor dua di Jatim tersebut memberikan tantangan kepada peserta diklat, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat.
"Sebagai ASN ada tantangan di mana mewujudkan birokrasi dimulai dari transformasi mindset perlu dilakukan, harus berani keluar dari zona nyaman, bermental melayani serta berintegritas," pungkasnya.