Kasi Data dan Informasi BMKG Klas I Juanda Surabaya Teguh Tri Susanto memaparkan gelombang ini merupakan suatu fenomena gelombang yang terjadi di fluida (atmosfer/lautan).
Gelombang Rossby berotasi secara berpasangan dan bergerak ke arah barat di sekitar kawasan ekuator. Hal ini menyebabkan wilayah yang dilaluinya terjadi cuaca buruk.
Tak hanya itu, gelombang ini memiliki karakteristik membawa massa udara bersifat basah. Yang mana membuat wilayah yang dilaluinya akan sering mengalami kondisi cuaca hujan atau setidaknya mendung.
Kendati demikian, Teguh menyebut gelombang ini terjadi secara periodik saja. Gelombang rossby diprakirakan melewati Jatim hingga 15 September.
"Potensi hujan yang terjadi lebih disebabkan adanya gelombang rossby dan anomali suhu muka laut. Pengaruh rossby masih bertahan hingga 15 September," kata Teguh, Rabu (15/9/2021).
Selain gelombang rossby, ada beberapa dinamika atmosfer yang terjadi hingga akhir pekan (19/9) nanti. Dari prospek cuaca yang dikeluarkan BMKG Klas I Juanda Surabaya, ada beberapa dinamika atmosfer yang turut meningkatkan potensi turunnya hujan.
Pertama, adanya angin gradien yang dipengaruhi angin monsun timur. Di mana ada pola konvergen yang mengakibatkan curah hujan sedang, suhu di siang hari terasa panas hingga angin kencang.
Lalu ada pula Madden Jullian Oscillation atau MJO. Diketahui MJO berada pada fase 3 atau di Samudera Hindia bagian timur. Hal ini menyebabkan potensi hujan mulai tanggal 13 hingga 17 September.
Tak hanya itu, anomali suhu muka laut juga ikut berpengaruh pada curah hujan di Jatim. Diketahui nilai anomali 0 hingga 3.0°C, yang berarti menandakan suhu perairan hangat. Hal ini meningkatkan potensi penguapan dan suplai massa uap air.
Hingga akhir pekan nanti, ada juga El Nino-Southern Oscillation dan Indian Oceanic Dipole. Namun keduanya tidak mempengaruhi curah hujan. (hil/fat)