"Kemarin weekend (Sabtu-Minggu 11-12 September) saja, tidak pernah mencapai batasan 50 persen, masih jauh di bawah. Penyebabnya ya jelas, karena anak-anak ini belum diizinkan masuk mal dan sejumlah tempat hiburan di mal masih belum beroperasi seperti bioskop," ujar Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi saat dikonfirmasi detikcom, Senin (13/9/2021).
Sutandi mengatakan, meski vaksinasi di Surabaya sudah di atas 90 persen, nyatanya pengunjung mal masih minim meski dibuka sejak 10 Agustus. Karena, mal yang notabene sebagai hiburan alternatif keluarga sebelumnya, saat ini hanya boleh dikunjungi orang dewasa yang sudah tervaksin.
"Karena kalau keluarga, anak-anak gak boleh masuk, ya mereka milih gak ngemal. Tempat permainan anak-anak juga masih tutup, karena kita ikuti aturan pusat. Harusnya kalau memang vaksinasi jadi syarat utama, ya sediakan dong vaksin buat anak-anak. Toh di mal, ini tempat yang aman, prokes ketat, wajib vaksin," katanya.
Dia meminta pemerintah membolehkan anak-anak masuk mal. Hal ini dilakukan agar recovery ekonomi di mal bisa bangkit. Saat ini, banyak tenant/retail yang masih mengeluh, karena mal sepi.
Pria yang juga Direktur Marketing Pakuwon Group ini menegaskan, pihaknya sangat mendukung program pemerintah terkait prokes mal. Sudah banyak pengunjung yang gagal masuk di mal, karena belum vaksinasi.
"Sudah jelas, kalau vaksin pertama kami persilakan, karena warna indikatornya kuning. Tapi kalau belum tervaksin, aplikasi merah indikatornya, apalagi hitam, ya gak boleh masuk. Sudah banyak yang tidak masuk, kita jaga betul, dan sesuai arahan pemerintah. Kalau jumlahnya (Yang gagal masuk mal), kami tidak menghitung," tandasnya.
(fat/fat)