Dua rumah yang hancur akibat ledakan pada Sabtu (11/9) pukul 08.00 WIB itu milik Abdul Ghofar (40), pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani dan rumah mertuanya, Zainab (60). Ledakan yang terdengar hingga radius 5 kilometer itu juga menyebabkan 11 rumah warga rusak.
Korban tewas dalam kejadian itu yakni Ghofar. Ia tewas dalam perjalanan ke Puskesmas setelah sempat ditolong warga usai kejadian. Korban tewas satu lagi yakni Mat Shodiq (60), ayah Ghofar yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan. Jenazah Shodiq ditemukan polisi di lokasi kejadian dalam keadaan hancur.
Baca juga: Fakta-fakta dari Ledakan Keras di Pasuruan |
Korban luka yakni Imron (30) adik ipar Ghofar dan Fery (13) anak Ghofar, serta Siti Khoiriyah (45) dan Ari (6 bulan), tetangga Ghofar. Sementara mertua Ghofar, Zainab dan istrinya Fitri selamat dari ledakan keras karena sedang tak berada di dalam rumah.
Menurut keterangan sejumlah warga, Shodiq merupakan warga Jalan Hangtuah, Kelurahan Tamba'an, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan. Selama ini ia datang ke rumah Ghofar pagi hari dan pulang sore hari. Shodiq memanfaatkan rumah anaknya untuk membuat bom ikan.
"Memang buat bom ikan," kata salah seorang warga yang tak mau menyebutkan namanya, Senin (13/9/2021).
Banyak warga yang sebenarnya sudah mengetahui pembuatan bom ikan atau bondet di rumah Ghofar. Namun warga tak bisa berbuat apa-apa.
Polisi sebelumnya mengatakan, pemilik rumah sudah setahun memproduksi bom ikan. Bondet itu diperjualbelikan.
"Informasi yang kita dapat dari beberapa saksi, para korban ini sudah satu tahun memproduksi bom ikan, dan dijual," kata Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota AKP Bima Sakti Pria Laksana, Minggu (12/9).
Untuk diketahui, kedua korban tewas dalam ledakan itu dimakamkan di Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Sabtu (11/9) malam. Pemakaman korban diselimuti haru kerabat dan tetangga karena selama ini dikenal baik dan ramah.