Selama Seminggu Ini Bunuh Diri Sudah Dua Kali Terjadi di Suramadu

Selama Seminggu Ini Bunuh Diri Sudah Dua Kali Terjadi di Suramadu

Deny Prastyo Utomo - detikNews
Jumat, 10 Sep 2021 17:11 WIB
pencarian korban bunuh diri di Jembatan Suramadu
Pencarian korban bunuh diri di Suramadu (Foto: Dok. SAR Surabaya)
Surabaya - Belum genap seminggu, terjadi lagi bunuh diri di Suramadu. Tercatat ada dua kejadian bunuh diri lompat dari bentang tengah jembatan Suramadu selama 5 hari terakhir.

Bunuh diri pertama terjadi pada Senin (6/9). Sekitar pukul 19.00 WIB, warga menemukan motor Honda BeAT berwarna hitam tertinggal di bentang tengah Suramadu. Mesin motor itu masih menyala saat ditemukan. Selain motor, ditemukan juga helm warna biru, sepatu, dan tas.

Kepastian bunuh diri itu didapatkan setelah polisi membuka tas dan mengecek isinya. Tas tersebut berisi uang, dompet, bolpoin, kaca mata, STNK, rokok, dan juga secarik kertas bertuliskan pesan.

Dari pesan itulah diketahui jika pria yang meninggalkan motornya memang berniat bunuh diri. Surat itu berisi pesan terakhir, ungkapan hati, dan permintaan maaf suami/ayah terhadap istri dan anak-anaknya.

Jenazah pria tersebut ditemukan keesokan harinya. Jenazah teridentifikasi dengan inisial WD (53), warga Bangkalan. Jenazah ditemukan terapung di perairan dekat jembatan Suramadu.
Proses evakuasi jenazah korban berjalan lancar dan kondisi cuaca di perairan Suramadu cukup bersahabat.

Kejadian dugaan bunuh diri kedua terjadi Kamis (9/9) sekitar pukul 22.00 WIB. Sebuah motor Honda Supra ditinggalkan di atas jembatan. Pria yang diduga bunuh diri itu adalah M (30), warga Sampang yang tinggal di Surabaya.

Kaur Bin Ops Polres Pelabuhan Tanjung Perak Kompol Eko Wahyudiono mengatakan saat ini proses pencarian masih terus dilakukan oleh pihak kepolisian maupun tim SAR gabungan. Pihaknya juga melibat nelayan setempat dalam proses pencarian.

"Iya (TIM SAR Gabungan) turun juga, masyarakat juga sudah diberitahu, nelayan itu juga bisa (ikut mencari), info sudah sebar," ujar Eko.

Eko mengatakan di Jembatan Suramadu memang tidak terpasang CCTV. Sehingga kegiatan, kejadian, atau aktivitas di atasnya tidak bisa terpantau. Termasuk kejadian bunuh diri.

"Tidak ada, (kejadian) tidak bisa terekam. Dari dulu memang tidak ada itu (CCTV). CCTV itu hanya ada di pos Suramadu, sempat dipasang pas PPKM itu," kata Eko.

Untuk mengontrol Suramadu, kata Eko, biasa dilakukan dengan patroli yang ditingkatkan, baik siang maupun malam. Karena Suramadu sendiri sebagiannya masuk dalam wilayah Surabaya.

"Patroli banyak ditingkatkan. Ya bagaimana pun (Jembatan Suramadu) dalam pengawasan Polres Pelabuhan Tanjung Perak di sisi selatan," jelas Eko

Selain patroli, lanjut Eko, rambu-rambu juga sudah dipasang di Jembatan Suramadu. Seperti pengumunan dilarang berhenti di bentang tengah. "Selain itu, kami juga melakukan penilangan jika ada pengendara yang sengaja berhenti di bentang tengah," tandas Eko.

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.