Dinkes Jatim Sebut Hasil Uji Sampel CT Value 1,8 Milik TKI Belum Keluar

Dinkes Jatim Sebut Hasil Uji Sampel CT Value 1,8 Milik TKI Belum Keluar

Hilda Meilisa Rinanda - detikNews
Kamis, 09 Sep 2021 22:08 WIB
Corona Viruses against Dark Background
Foto: Getty Images/loops7
Surabaya -

Dinkes Jatim mengaku belum menerima hasil pemeriksaan genome sequencing pasien Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKI pemilik CT value 1,8. Pasien COVID-19 ini dirawat di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya.

Sebelumnya, sampel swab test pasien ini dikirim ke laboratorium Institute Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) untuk dilakukan genome sequencing. Hal ini untuk mengetahui apakah pasien tersebut terkena COVID-19 varian baru mutasi MU atau tidak.

"Saya belum dapat datanya dari hasil pemeriksaan di ITD Unair. Tapi memang kita tidak bisa ngarani (menuding) bahwa itu adalah varian baru hanya dengan CT value yang rendah," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim dr Kohar Hari Santoso saat dihubungi detikcom di Surabaya, Kamis (9/9/2021).

Kohar menambahkan, pemilik CT value rendah bukan berarti tertular virus COVID-19 varian baru. Hal ini baru bisa dibuktikan lewat pemeriksaan genome sequencing.

"CT value yang rendah bukan ukuran adanya varian baru. Varian baru ditentukan dari hasil pemeriksaannya," ungkap Kohar.

Di kesempatan yang sama, Kohar mengatakan untuk mencegah masuknya virus varian baru, pihaknya memperketat akses masuk ke Surabaya pada TKI maupun masyarakat umum yang pulang dari luar negeri.

Para TKI hingga masyarakat yang pulang dari luar negeri wajib melakukan swab test. Jika positif, mereka akan langsung diisolasi atau mendapat penanganan di rumah sakit. Sedangkan yang negatif, juga diwajibkan karantina selama 8 hari.

"(Pengetatan) itu sudah dilakukan, untuk para pendatang bukan hanya TKI saja harus segera dikarantina, dilakukan pemeriksaan. Karantina wajib 8x24 jam, kalau PCR positif, dia berarti sakit harus dipisahkan dan mendapat penanganan. Kalau yang negatif tetap harus dikarantina, karena bisa saja belum terdeteksi," pungkasnya.

Sebelumnya, Penanggungjawab RSLI Laksamana Pertama dr Ahmad Samsulhadi, MARS mengaku, pihaknya tengah mencermati salah seorang pasien PMI yang nilai CT value-nya di angka 1,8. Angka ini termasuk sangat rendah dan memiliki potensi penularan cukup tinggi.

"Untuk penanganan pasien PMI, kita sangat antisipatif, terutama kemungkinan varian baru muncul. Karena kami menemukan nilai CT value 1,8 pada satu pasien, sampai saya tanya dan konfirmasi ke dr Fauqa, ini nilai CT value-nya 1,8 atau 18? Mohon swab PCR-nya diulang, karena pasien ini sudah dirawat 12 hari," kata dr Samsulhadi.

Setelah diulang, dr Samsulhadi mengatakan nilai CT value pasien tersebut memang 1,8. Tak hanya itu, dr Samsulhadi mengungkapkan ada beberapa pasien PMI yang sudah 10 hari dirawat, tapi nilai CT value-nya masih di bawah 15.

"Ini fenomena baru dan masih kita tindaklanjuti. Karena fenomena yang aneh, saya sudah meminta dr Fauqa untuk menindaklanjutinya," imbuhnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.