Ekskavasi tahap empat Situs Kumitir di Kabupaten Mojokerto bakal mengupas area seluas 1.200 meter persegi. Penggalian arkeologi ini ditargetkan bisa menampakkan pintu gerbang istana Bhre Wengker, paman Raja Majapahit Hayam Wuruk.
Ketua Tim Ekskavasi Situs Kumitir dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan ekskavasi tahap 4 digelar selama 22 hari. Yaitu 6-30 September 2021.
Menurut Wicaksono, ekskavasi difokuskan untuk menggali area seluas 1.200 meter persegi di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto. Area yang akan digali merupakan tembok sisi barat dari Situs Kumitir.
Saat ini, lahan tersebut berupa perkebunan tebu milik warga setempat. Arkeolog menemukan struktur bangunan dari bata merah di beberapa titik lahan tersebut saat ekskavasi tahun lalu.
"Area yang akan kami gali panjangnya 100 meter lebih, juga membuka di sudut barat daya yang sudah nampak hasil ekskavasi 2020 kami penjelas lagi. Karena terjangan banjir bandang merobohkan bagian sudut itu. Kami juga mencari dari sudut barat laut ke arah timur," kata Wicaksono kepada detikcom di lokasi, Rabu (8/9/2021).
Arkeolog BPCB Jatim ini menjelaskan ekskavasi tahap empat ini ditargetkan menemukan seluruh bagian dinding sisi barat Situs Kumitir. Tembok dari susunan bata merah kuno itu diyakini sebagai pintu gerbang istana Paman Hayam Wuruk, Bhre Wengker.
"Pintu masuk Situs Kumitir sudah ketemu di ekskavasi tahun 2020, ada indikasi berupa gerbang yang kami duga bentuknya kori agung tinggi menjulang," terang Wicaksono.
Pintu gerbang ke istana Bhre Wengker di Situs Kumitir, lanjut Wicaksono, diperkirakan berbentuk paduraksa seperti Candi Bajangratu di Trowulan, Mojokerto. Terdapat pintu di bagian tengahnya.
Sedangkan bagian atasnya berhiaskan ukel dan relief. Posisi gerbang tersebut lurus dengan sisa-sisa istana Bhre Wengker di sisi timur situs yang berdekatan dengan makam umum Dusun Bendo, Desa Kumitir.
"Sayang sekali gerbang runtuh mengarah ke barat, terbukti luar biasa banyak reruntuhan bata di sisi barat. Kami juga menemukan ukel hiasan kori agung. Kanan kiri gerbang diperkirakan berupa dinding keliling setinggi 175-200 cm dengan tebal 170 cm, ada pilar-pilarnya," jelasnya.
Tembok barat Situs Kumitir, kata Wicaksono, juga berbeda dengan tembok keliling atau talud di sisi timur. Bagian depan istana paman Raja Hayam Wuruk itu dibangun dengan bata merah kuno yang tersusun rapi kedua sisinya. Struktur dinding yang ditemukan di sudut barat laut setinggi 2,25 meter.
"Akan kami tampilkan semua sehingga mendapatkan gambaran lapis budaya dan kondisi dinding sisi barat," tandasnya.
Situs Kumitir dikelilingi tembok dengan luas 316 x 203 meter persegi. Selain menemukan sebagian talud, tiga tahap ekskavasi sebelumnya juga menyingkap sisa-sisa istana Bhre Wengker.
Bhre Wengker bergelar Wijayarajasa merupakan raja kecil atau raja negara bagian yang menjadi bawahan Raja Majapahit. Kala itu, Majapahit dipimpin Hayam Wuruk tahun 1350-1389 masehi. Bhre Wengker menikah dengan Bhre Dhaha yang bergelar Rajadewi Maharajasa.
Bhre Dhaha dan Tribuana Tunggadewi sama-sama putri Raden Wijaya, raja pertama Majapahit. Dengan begitu, Bhre Wengker adalah menantu Raden Wijaya sekaligus paman Raja Hayam Wuruk. Karena Hayam Wuruk putra Tribuana Tunggadewi.
Situs Kumitir juga menjadi tempat pendarmaan atau tempat menghormati Mahesa Cempaka, salah seorang raja bawahan Singosari. Bhre Wengker membangun tempat suci untuk menghormati leluhurnya, Mahesa Cempaka di dalam istananya yang kini menjadi Situs Kumitir.
Mahesa Cempaka meninggal pada 1268 masehi. Semasa hidupnya, dia menjadi Bhre Dhaha, salah satu negara bagian Kerajaan Singosari. Sementara Singosari kala itu dipimpin saudara tirinya, Wisnu Wardhana.
Mahesa Cempaka merupakan keturunan kedua Ken Arok dengan Ken Dedes. Dia adalah kakek Raden Wijaya, pendiri Majapahit. Sedangkan Wisnu Wardhana keturunan kedua dari Tunggul Ametung dengan Ken Dedes.