Maslukah (56) menyaksikan langsung perjuangan putrinya di partai final bulutangkis ganda putri di Paralimpiade Tokyo, Sabtu (4/9). Meski hanya bisa menonton via ponsel, ia sempat dek-dekan sampai menangis haru.
Itulah ekspresi yang digambarkan Maslukah saat putri bungsunya, Alim sukses membawa pulang medali emas Paralimpiade Tokyo 2020. Berpasangan dengan Leani Ratri Oktila, Alim mengharumkan nama Indonesia setelah menumbangkan atlet China, Cheng Hefang dan Ma Huihui di Yoyogi National Stadium.
"Dia sempat telepon saya minta didoakan supaya menang," kata Maslukah kepada wartawan di rumahnya, Desa Banjartanggul, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, Selasa (7/9/2021).
Lazimnya seorang ibu, Maslukah senantiasa memotivasi dan mendoakan Alim tanpa harus diminta. Bahkan, ia rela berpuasa setiap kali gadis kelahiran 17 September 1999 itu menghadapi pertandingan.
"Saya selalu puasa kalau Alim bertanding, puasa selama enam hari untuk mendoakan Alim selalu sehat dan mendapatkan medali," terangnya.
Alim menderita kelainan fisik sejak lahir. Tubuh sebelah kanan pasangan Maslukah (56) dan Sukohandoko ini kekurangan zat kapur sehingga lemah. Bahkan, ia ditinggal pergi ayahnya saat usianya baru 2 tahun.
Keterbatasan itu tak menghalangi Alim untuk berprestasi. Apalagi saat meraih emas di Paralimpiade Tokyo 2020. berlatih Ia getol berlatih bulutangkis sejak berusia 5 tahun. Tangan kiri menjadi andalannya hingga sukses mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.
"Alhamdulillah Alim semangat terus sampai sekarang, dia sudah diangkat sebagai PNS Kemenpora tahun 2019," tandas Maslukah.
Simak video 'Emas Pertama untuk RI di Paralimpiade Tokyo dari Ratri/Khalimatus':
(fat/fat)
