"Selain syarat vaksinasi tadi, tentunya larangan kepada anak-anak ini membuat okupansi masih di bawah 50 persen. Kemarin weekend memang ada peningkatan (pengunjung), toh nyatanya belum mencapai 50 persen dari normal," tegasnya.
Direktur Marketing Pakuwon Group ini membeberkan, tahun 2020 lalu, recovery ekonomi di mal pasca PSBB bisa merangkak cepat. Karena, persyaratan masuk mal hanya cukup mentaati protokol kesehatan. Namun, pasca PPKM Darurat 2021 ini, persyaratan masuk mal kembali diubah, salah satunya wajib vaksin dan untuk sementara anak-anak dilarang masuk.
Sutandi berharap, pemerintah segera membolehkan anak-anak masuk ke mal. Pasalnya, mal merupakan hiburan alternatif keluarga. Apalagi, di Jawa Timur khususnya Kota Surabaya yang sudah masuk level 2.
"Sekolah tatap muka sudah boleh, kenapa anak-anak masih dilarang masuk mal? Jelas ini pengaruhnya besar, karena mal ini hiburan alternatif keluarga, kalau anaknya gak boleh ngemal, ya orang tuanya kan otomatis juga tidak ke mal. Ini salah satu alasan, kenapa recovery ekonomi di mal juga lambat. Pokoknya, izinkan anak-anak masuk mal dulu," pungkasnya.
(sun/bdh)