Sendang Made diyakini mempunyai tuah karena konon menjadi tempat persembunyian Raja Airlangga. Bahkan Pemkab Jombang rutin menggelar tradisi kumkum (berendam) sinden di sumber air ini.
Kepala Seksi Sejarah dan Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang Anom Antono mengatakan, tradisi kumkum sinden digelar sejak sekitar 10 tahun lalu. Tradisi ini digelar rutin setiap bulan Suro, bulan pertama dalam penanggalan Jawa.
"Nama aslinya Upacara Purwabakti Wisata Budaya, di dalamnya ada kumkum sinden berkembang menjadi kumkum seniman. Agenda itu setiap tahun, tapi dua tahun ini kami tindakan karena pandemi," kata Anom kepada wartawan, Minggu (5/9/2021).
Ia menjelaskan, tradisi kumkum sinden digelar Pemkab Jombang bekerjasama dengan Pemerintah Desa Made dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Pesertanya dari sanggar-sanggar kesenian di Kota Santri.
Para seniman berendam sembari berdoa di Sendang Made yang terletak di lereng Gunung Pucangan, Desa Made, Kecamatan Kudu, Jombang. Tradisi kumkum sinden ditutup dengan pagelaran wayang kulit pada malam harinya.
"Tradisi kumkum sinden memang awalnya merupakan salah satu media bagi tidak hanya sinden, tapi juga berbagai macam seniman, seperti penyanyi, luduk dan lainnya. Intinya mereka meminta ke Tuhan agar diberi kelancaran dalam profesinya, semakin baik, popularitasnya menanjak, karirnya kian baik," terang Anom.
Juru Kunci Sendang Made Supono alias Mbah Pono (61) menuturkan, tradisi kumkum sinden berkaitan erat dengan cerita Raja Airlangga yang bersembunyi di Sendang Made.
Simak juga 'Melihat Tradisi Jamasan Keris Umyang Jimbe yang Lestari Meski Pandemi':
(fat/fat)