Kampung tempe rekesan berada di Kelurahan Pekuncen. Dulu, 90 persen warganya memproduksi tempe namun saat ini mulai terlupakan. Tinggal 4 keluarga yang masih setia membuat tempe berbungkus daun pisang itu.
Saat berkunjung ke kampung tempe rekesan bersama wakilnya, Adi Wibowo, Gus Ipul menyempatkan mampir ke rumah Yusuf. Yusuf merupakan salah satu pembuat tempe rekesan yang masih bertahan.
"Saya merupakan generasi ketiga pembuat tempe. Usaha ini dimulai kakek saya pada 1970-an," kata Yusuf saat berbincang dengan Gus Ipul, Jumat (3/9/2021).
Estafet usaha tempe kemudian dilanjutkan ayah Yusuf. Kemudian Yusuf dan istrinya meneruskan hingga saat ini. Yusuf berbicara panjang lebar soal tempe rekesan yang terbuat 100 persen dari kedelai, pengolahan kedelai selama 4 hari menggunakan mesin pemecah kedelai, hingga proses fermentasian jamur dan dibungkus daun pisang.
"Harga tempe rekesan memang lebih mahal ketimbang tempe biasa berbungkus plastik. Jika bungkus plastik harganya Rp 1.000, tempe rekesan Rp 1.500," ujar Yusuf.
Memang agak mahal, lanjut Yusuf. Selain karena menggunakan pembungkus daun pisang, tempe rekesan juga menggunakan teknik tindih lama sehingga tempe sangat padat.
Yusuf menunjukkan sebuah batu bata penindih yang sudah berusia puluhan tahun. "Batu ini sudah lebih 40 tahun digunakan untuk menindih tempe," ujar Yusuf.
Setelah mendengar penjelasan Yusuf, Gus Ipul menyampaikan masalah tempe rekesan adalah regenerasi. Anak muda tak melanjutkan bisnis keluarganya. Padahal bisnis tempe ini menjanjikan
"Industri tempe sebenarnya sangat menjanjikan karena tempe menjadi makanan yang paling banyak disukai masyarakat. Bahkan di berbagai negara saat ini mulai tumbuh restoran yang menyajikan menu tempe," ujar mantan Wakil Gubernur Jawa Timur ini.
Pemkot Pasuruan akan membantu para pembuat tempe sehingga bisa meningkatkan pasar. Dengan begitu akan merangsang warga sekitar kembali menekuni pembuatan tempe rekesan.
"Sentra tempe yang harus dihidupkan lagi. Potensinya luar biasa karena tempenya sangat enak dan khas," kata Gus Ipul.
Tempe rekesan sendiri selain tempe kotak juga ada yang berbentuk keripik tipis. Menurut Gus Ipul, jika dikembangkan maka tempe rekesan diyakini tak akan kalah dengan tempe-tempe dari daerah lainnya.
Gus Ipul juga langsung memberikan arahan pada jajarannya yang ikut rombongan. Ia meminta usaha-usaha kecil, terutama tempe rekesan, segera didata dan masuk database pemerintah.
"Dengan masuk database maka pemerintah bisa mudah melakukan pendampingan dan mengucurkan bantuan," pungkas Gus Ipul. (iwd/iwd)