Sumur Bor di Sumenep yang Keluarkan Gas Mengandung Metana

Sumur Bor di Sumenep yang Keluarkan Gas Mengandung Metana

Faiq Azmi - detikNews
Rabu, 01 Sep 2021 18:10 WIB
Sumur bor warga Desa Mandala, Kecamatan Rubaru, Sumenep mengeluarkan gas dan menyala saat disulut. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim telah uji sampel.
Nurkholis, Kepala Dinas ESDM Jatim/Foto: Faiq Azmi/detikcom
Surabaya - Sumur bor warga Desa Mandala, Kecamatan Rubaru, Sumenep mengeluarkan gas dan menyala saat disulut. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim telah uji sampel.

Hasilnya, ditemukan gas metana yang mudah terbakar. "Jenis gas methane yang keluar merupakan gas berbahaya karena mudah terbakar dan explosive pada konsentrasi dan tekanan tinggi," ujar Nurkholis, Kepala Dinas ESDM Jatim saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (1/9/2021).

"Namun, karena pada lokasi tersebut konsentrasinya kecil maka akan terdegradasi/netral oleh udara bebas. Meski demikian, lokasi semburan tetap harus dilokalisir dari aktivitas warga sebagai langkah mitigasi," imbuhnya.

Nurkholis menjelaskan, dari kajian yang dilakukan tim Pemprov Jatim bersama para pakar, tekanan gas di lokasi cukup kecil. ESDM Jatim memprediksi akan menghilang dalam waktu 3-6 hari ke depan.

Menurut Nurkholis, hasil kajian sementara tim yang diterjunkan Pemprov Jatim, semburan gas pada sumur bor tersebut disebabkan oleh jebakan gas pada struktur batuan yang tertembus mata bor. Sehingga air mengalir keluar disertai gelembung-gelembung gas serta menyala api kecil. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi tekanan gas cukup kecil sehingga potensi cadangan gasnya juga sedikit.

"Semburan gas tersebut berasal dari hasil pengeboran sumur pada kedalaman 88 meter, dengan litologi batuan lempung dan pasir. Jadi gas yang keluar berjenis gas rawa. Gas rawa ini berasal dari zat organik sisa tumbuh-tumbuhan dan hewan yang tertimbun kemudian terfermentasi oleh mikroorganisme bakteri sehingga menghasilkan gas methane dan sedikit kandungan buthane," ungkapnya.

Mantan Kepala BKD Jatim ini mengakui, di Sumenep memang memiliki potensi yang kaya dengan minyak dan gas. Karena itu, diperlukan kajian yang komprehensif. Sebab, litologi batuan di Sumenep adalah lempung dan pasir yang merupakan letak potensial gas rawa sebagai pengganti LPG. Namun, lokasi pengeboran sendiri tidak termasuk dalam wilayah kerja Migas Jatim. Sehingga, wilayah tersebut saat ini belum merupakan prospek migas.

Ia juga meminta masyarakat agar tidak panik. Sebab, Pemprov telah menerjunkan tim dari ESDM Jatim bekerja sama dengan tim ahli dari perguruan tinggi, Pemkab Sumenep untuk melakukan pengamanan di lokasi semburan. Untuk lebih lanjut, Pemprov bersama tim akan segera melakukan penelitian yang berkelanjutan terkait potensi gas rawa (shallow gas) yang terdapat di Sumenep sekaligus Pamekasan.

Seperti diketahui, peristiwa semburan gas di Sumenep terjadi setelah adanya pengeboran air untuk kegiatan pertanian menggunakan pipa casing berdiameter 4 inci dengan kedalaman 88 meter. Pada semburan tersebut, terdapat tanda-tanda gelembung gas aktif dengan bau seperti minyak solar.

Namun, setelah pipa casing bagian paling dalam pada kedalaman 88 meter dilepas, daya semburan maupun letupan api melemah. Saat ini, di dalam lubang sumur bor masih terpasang casing sepanjang 1 meter berukuran 3 dim dengan nyala api yang kecil.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.