Polisi sendiri belum menerima adanya laporan penjarahan Wisma Persebaya. Sampai saat ini belum ada laporan yang masuk.
"Belum ada laporan ke Polsek Tambaksari hingga saat ini," kata Kapolsek Tambaksari Kompol Akhyar saat dihubungi detikcom, Jumat (27/8/2021).
![]() |
Akhyar mengatakan karena belum ada laporan, maka belum dilakukan penyelidikan. Pasalnya, kata Akhyar, penyelidikan dilakukan jika sudah ada laporan masuk. Sedangkan saat ini pihaknya belum menerima laporan.
"Dasar penyelidikan itu adanya pelaporan tindak pidana. Ini belum ada laporan," kata Akhyar.
Akhyar menjelaskan kasus Wisma Persebaya sendiri masih dalam proses hukum dalam hal ini upaya banding. Sementara wisma Persebaya tidak dilakukan penjagaan dan perawatan.
Keadaan seluruh ruangan di lantai bawah Wisma Persebaya benar-benar kotor dan banyak berserakan sampah dan kaca-kaca pecah. Berkas-berkas dokumen berisikan data diri para pemain bola usia muda dari klub-klub internal yang berlatih di Lapangan Karang Gayam juga terlihat berserakan. Foto-foto dan surat berkop Persebaya juga berserakan di lantai.
Di dalam wisma masih terlihat piala-piala kemenangan Persebaya dan jersey Eri Irianto yang tersimpan dalam lemari etalase. Namun, kaca sebelah kiri lemari pecah dan berlubang. Beruntungnya, piala-piala itu masih utuh dan tidak hilang meski berdebu.
Kemudian pada sore hari, Satpol PP dan Dispora Surabaya memindahkan piala-piala ke Gelora 10 November. Hal ini dilakukan agar barang-barang penting bersejarah itu berada di tempat yang lebih aman.
Soal penjarahan disebut oleh warga sekitar. Salah satu warga, Hadi, menyebut ada penjarahan yang terjadi di Wisma Persebaya namun dia tidak mengatakan apa saja yang hilang. Hadi menyebut penjarahan tidak dilakukan oleh warga Tambaksari, khususnya Karanggayam. Sebab, untuk memasuki Wisma Persebaya ini ada beberapa pintu.
"Jelas onok wong melbu nek bengi, di luar orang Tambaksari. Sebenarnya saya tahu kalau ada yang menjarah tapi tidak berani berbicara seperti apa kondisi di dalam. Kalau orang Karanggayam tidak mungkin, pasti ada dari kampung lain. Sebenarnya saya miris melihat kondisi di dalam pecah semua. Yang saya takutkan piala dan jersey almarhum Eri Irianto ini hilang," kata Hadi.