Titik pengeboran sumur artesis itu ada di tanah kas desa di sekitar permukiman warga. Yang membuat adalah Iswahyudi. Pembuatan sumur dilakukan murni karena memang ingin mencari sumber air.
"Selama ini air mengambil di sumur milik orang lain," ujar Iswahyudi kepada detikcom, Jumat (27/8/2021).
 Air yang menyembur 15 meter (Foto: Ainur Rofiq) |
Iswahyudi kemudian mencoba membuat sumur artesis karena dirasa tanah di dekat rumahnya tak mungkin digali untuk membuat sumur biasa. Iswahyudi melakukan pengeboran pada Sabtu (21/8). Ia bersama empat warga lain mengerjakan sendiri pembuatan sumur itu.
"Saya ngebor berempat pada hari Sabtu hingga kedalaman 60 meter. Sampai malam itu," kata Iswahyudi.
Meski sudah pada kedalaman yang sangat dalam, namun air yang keluar hanya sedikit. Karena dinilai usahanya gagal, Iswahyudi menyudahi pekerjaan itu dan membiarkan lubang pengeboran tersebut. Tanpa diduga, lubang tersebut tiba-tiba memuncratkan air pada Kamis (26/8) sekitar pukul 18.00 WIB.
"Terus kok tadi malam mendadak muncrat tinggi sampai di atas pohon itu, ya mungkin 10 ... 15 meteran," tambah Iswahyudi.
Semburan air itu sendiri bening pada awalnya. Tiga jam berikutnya air berubah menjadi keruh, terasa asin, dan berbau belerang. Saat ini semburan air telah dihalangi atau ditutup denga buis beton sehingga tak terlihat semburannya lagi. Airnya sendiri dialirkan ke sungai. (iwd/iwd)
