Naufal Arianto (13), salah satu korban rumah ambruk masih dirawat di RSU dr Soetomo. Meski kondisinya membaik dan tingkat kesadarannya normal, Naufal masih mengeluh sakit di bagian perut lantaran tertimpa reruntuhan bangunan rumah.
Hal itu diungkapkan paman korban, Arif Junianto (35) saat menunggu keponakannya dirawat di RS. Menurutnya, Naufal masih menunggu hasil tes urine untuk mengetahui apakah ada gejala yang dirasakan setelah kejadian tersebut.
"Katanya sampai malam dikumpulkan urinenya biar tahu gejalanya. Bisa diajak omong. Gerak bisa, cuman masih merasa sakit (Nyeri) di perut habis tertimpa (Bangunan). Belum dikasih tahu. Anaknya masih aktif, sehat, cuman masih sakit di perut," jelas adik kandung Musa Harianto (39) kepada detikcom, Kamis (26/8/2021).
Sementara Musa membenarkan anaknya masih dirawat di RSU dr Soetomo. Selama ini dijaga adiknya lantaran dirinya masih sibuk mengurus rumahnya yang hancur dan tahlilan mendiang istrinya.
Baca juga: 7 Fakta di Balik Tragedi Ambruknya Lantai Dua Rumah di Surabaya |
"Kondisinya masih butuh tes urine baru bisa pipis pagi ini, subuh lepas selang bisa pipis. Saya ga bisa keluar, masih mengurus rumah di sini. Sedangkan anak dijaga adik saya," tambah Musa.
Untuk neneknya Nani, jelas Musa, kondisinya sehat dan dirawat di rumah kawasan Kapasari. "Nenek Alhamdulillah sehat. Belum ke sini (Tambaksari) masih di Kapasari," ujarnya.
Dari pantauan detikcom sejak pukul 10.00 WIB petugas Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Pemkot Surabaya membersihkan rumah Musa. Petugas terlihat mengambil puing-puing dan barang-barang yang ada di dalam rumah ambruk sekitar pukul 08.30 WIB, Rabu (25/8/2021).
Ketua RT 4 RW 6 Tambaksari Selatan, Slamet Prajitno membenarkan petugas dari Cipta Karya mulai melakukan pembersihan. Rencananya, setelah tahlilan 7 hari korban Fitri, akan dilakukan renovasi bantuan Dinas Sosial Surabaya.
"Dari Cipta Karya dan Dinsos mulai bongkar-bongkar jam 8 pagi. Ini pembersihan puing-puing, barang-barang dibersihkan. Setelah 7 hari baru direnovasi, kalau ga Selasa ya Rabu," tambah Slamet.
Untuk tahlilan sendiri, jelas Slamet, dilakukan di jalanan gang 4. Warga melakukan gotong royong memasak makanan untuk tahlilan. Sementara Musa, kata Slamet, tidur di rumah tetangga ditemani warga.
"Tahlilannya di halaman jalan raya. Semalam Pak Hari tidur di rumah tetangga sementara, ditemani bapak-bapak juga di sini. Warga ini sangat gotong royong saling membantu," pungkasnya.
![]() |
Baca juga: Tragedi Rumah Ambruk di Surabaya yang Tewaskan Satu Penghuninya |
Sebelumnya, lantai dua sebuah rumah di Jalan Tambaksari Selatan gang 4 nomor 11 ambruk menewaskan 1 orang. Peristiwa tak terduga itu terjadi pada Senin (25/8) sekitar pukul 08.30 WIB. Rumah ambruk itu sempat menimbun 3 orang.
Mereka yakni, Fitri Rina Wulandari (38) dan yakni Naufal Arianto (13) dan Nani Sumarni (57). Fitri meninggal dalam perjalanan dan Naufal serta Nani selamat dan dirawat di RSU dr Soetomo.
Kapolsek Tambaksari Kompol Akhyar mengatakan lantai dua yang ambruk bukan terbuat dari cor, melainkan kayu. Runtuhnya lantai juga menarik dinding tembok yang juga runtuh.
"Ambruknya lantai dua dikarenakan kayu yang lapuk karena usia dan dimakan rayap. Lantai dua sendiri disesaki barang yang cukup berat seperti lemari kayu, etalase, kasur, dan juga tas. Rumah itu sendiri ditempati sejak tahun 1960-an," tambahnya.