Berikut fakta-fakta musibah di pagi hari tersebut:
Korban tiga orang
Tiga orang menjadi korban. Mereka adalah Muhammad Naufal Harianto (13), Fitri Rani Wulandari (38), dan Nani Sumarni (57). Mereka adalah anak, istri, dan ibu dari Musa Harianto (39), kepala keluarga tersebut.
Satu orang meninggal
Satu di antara tiga korban lantai dua yang ambruk dinyatakan meninggal. Korban meninggal adalah Fitri Rani Wulandari (38). Fitri meninggal pukul 10.06 WIB saat dalam perjalanan menuju rumah sakit usai dievakuasi.
Baca juga: Tragedi Rumah Ambruk di Surabaya yang Tewaskan Satu Penghuninya |
Lantai dua yang ambruk terbuat dari kayu
Kapolsek Tambaksari Kompol Akhyar mengatakan lantai dua yang ambruk bukan terbuat dari cor, melainkan kayu. Runtuhnya lantai juga menarik dinding tembok yang juga runtuh.
Lantai dua ambruk karena kayu lapuk
Ambruknya lantai dua dikarenakan kayu yang lapuk karena usia dan dimakan rayap. Lantai dua sendiri disesaki barang yang cukup berat seperti lemari kayu, etalase, kasur, dan juga tas. Rumah itu sendiri ditempati sejak tahun 1960-an.
Korban meninggal temani anak daring sebelum lantai dua ambruk
Salah satu tetangga, Linda kadiana (57) mengaku saat itu ia sedang duduk-duduk di dekat rumah korban sembari melihat korban menemani anaknya belajar daring.
"Saya sempat lihat Bu Fitri menemani anaknya belajar daring. Setelah itu saya duduk-duduk di sini (Jaraknya sekitar 4 meter), tiba-tiba kok langsung brukk!," kata Linda.
Baca juga: Saat Suara Suami Korban Rumah Ambruk di Surabaya Bergetar Azani Istri |
Korban meninggal selamatkan anak
Tetangga menyebut Fitri seakan mengorbankan nyawanya untuk melindungi anaknya,, Naufal, saat lantai dua rumahnya tiba-tiba ambruk. Saat kejadian, Fitri sedang menemani Naufal belajar daring.
"Saya kaget, gemetar tidak karuan. Saya tidak tega lihat rumah dan korban yang tertimpa di dalam bangunan ambruk. Saya sampai nangis, orangnya kayak meluk anaknya saat dievakuasi," ujar salah satu tetangga, Sri.
Rumah rencananya diperbaiki sebelum ambruk
Musa Harianto menyadari bahwa rumah itu sudah tua. Temboknya pun sudah reatak. Ia berencana memperbaiki rumah itu pekan depan saat libur kerja. Tapi belum sempat terealisasi, rumah tersebut keburu ambruk.
"Firasat tidak ada, fisiknya tembok sudah retak. Kan kerja kadang lembur, rencana hari Minggu besok dibetulin tahunya ada kabar gini. Retaknya tambah lebar," kata Musa. (iwd/iwd)