Alumni santri PP Sunan Drajat, Kecamatan Paciran itu baru 10 bulan mengaplikasikan gagasan bertanam pisang cavendish di lahan seluas 192 hektare yang tersebar di beberapa lokasi. Tak disangka, hasil buah pisang cavendish-nya masih kewalahan untuk memenuhi permintaan konsumen.
"Hasil panen pisang cavendish ini masih kita jual untuk memenuhi pasar lokal jawa timur saja karena kita ini belum mampu memenuhi begitu besarnya permintaan di luar Jatim," kata Sholahuddin di lahannya Desa Bulubrangsi, Kecamatan Laren, Minggu (15/8/2021).
Luas lahan yang ditanami pisang cavendish, menurut Sholah, adalah 192 hektare. 58 Hektare milik PT dan selebihnya dengan sistem plasma untuk lebih memberdayakan petani dan menjadi mitra petani.
Sholah mengungkapkan, perhitungan produktivitas pisang yang ditanam antara 20-30 kg/pohon. Jika dibuat rata-rata 25 kg dengan harga rata-rata Rp 4.500 /kg bisa menghasilkan Rp 112.500/pohon.
"Populasi yang saya tanam ini per hektarnya bisa mencapai 2.200 pohon dan setiap hari kita baru bisa kirim pisang 3 mobil pick up," ujarnya.
Alumni santri KH Abdul Ghofur ini menuturkan, budidaya pisang cavendish yang relatif mudah namun ternyata pasarnya masih sangat terbuka. Budidaya pisang cavendish ini, kata Sholah, juga bisa menjadi solusi ekonomi di tengah Pandemi COVID-19.
Masih terbukanya pasar buah pisang cavendish ini membuat Sholah tidak tinggal diam. Ia mengajak petani-petani lain untuk menjadi mitra dan petani plasma. Sholah optimis, target untuk bisa memenuhi permintaan pasar di luar Jatim akan bisa dicapai pada 2022. Sebab, minat petani untuk menanam pisang asal Benua AS sangat tinggi.
"Saat ini permintaan lokal Jawa Timur antara 12 - 15 ton/hari karena kapasitas produksi kita rata-rata 4 hingga 5 ton perhari. Sehingga kita menargetkan tahun 2022 bisa kita penuhi baik lokal, nasional bahkan untuk ekspor," jelasnya.
Sholah mengakui, ada banyak permintaan dari luar Jatim seperti dari Semarang, Yogyakarta dan Solo. Namun hingga hari ini belum bisa memenuhi. Permintaan, imbuh Sholah, juga datang dari negeri jiran Malaysia. Tidak hanya target menanam, Sholah juga menyebut apa yang digagas itu sudah ada jaminan pasar.
"Sejauh ini belum sampai masuk ke pabrikan tapi baru pasar tradisional dan baru sebagian kecil masuk ke modern market. Kami bersama plasma lainnya menargetkan pada 2023 tanam pisang mencapai 1.000 hektare," lanjutnya.
Tidak hanya petani yang tertarik dengan apa yang digagas santri PP Sunan Drajat ini. Kapolres Tuban AKBP Darman juga bertandang ke hamparan kebun pisang milik Sholah, Sabtu (14/8/2021). Orang nomor satu di Polres Tuban itu datang untuk berguru budidaya pisang yang akan ia coba budidayakan untuk masyarakat Tuban.