"Tidak bisa, kalau vaksinasi di Surabaya sudah melampaui 70 persen, lalu Sidoarjo, dan Gresik tidak digenjot gak bisa. Ini harus jadi satu, pendekatannya karena daerah ini merupakan aglomerasi," kata Khofifah usai meninjau proses vaksinasi di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Selasa (10/8/2021).
Khofifah menjelaskan distribusi vaksin yang diterapkan Pemprov Jatim adalah FIFO system, First In First Out. Apabila vaksin dikirim, maka langsung vaksin itu disistribusikan ke Kabupaten Kota, dan secepatnya diberikan kepada masyarakat.
"Maka jikalau berkenan, kalau sekarang ada 5.000 dosis, saya rasa hari ini kita bisa nambah 5.000 dosis lagi Pak Rektor. Supaya percepatan bisa kita lakukan," jelas Khofifah.
"Oleh karena itu, semua elemen-elemen yang menjadi penguat percepatan vaksinasi, sangat dibutuhkan. Di antaranya adalah TNI, Polri, Perguruan Tinggi, dan Pondok Pesantren," tandas Khofifah.
Sementara itu, Rektor Umsida, Hidayatullah berharap dengan melakukan vaksinasi, pandemi COVID-19 ini cepat terkendali. Sehingga seluruh Dosen dan mahasiswa dalam keadaan kondusif untuk memulai kuliah offline.
"Kita berencana tahun akademik 2021-2022 bisa memanfaatkan perkuliahan secara hybrid learning," kata Hidayatullah
Menurut Hidayatullah, berdasarkan evaluasi perkuliahan secara daring atau online selama 1,5 tahun ini, dinilainya kurang efektif. Terlebih bagi mahasiswa dengan mata kuliah praktikum.
'Karena kita mengevaluasi satu tahun setengah berjalan ini, semua merasakan sangat kurang efektif ya, apalagi mereka yang harus praktikum di kampus," tandas Hidayatullah. (iwd/iwd)