Berkah menekuni usaha saat pandemi COVID-19, seorang pemuda di Lamongan akhirnya sukses memetik manisnya perjuangan. Adalah Yanwari Mubarok, pemuda Desa Bulubrangsi, Kecamatan Laren, tak canggung bertani pisang.
Dia membudidayakan pisang cavendish, salah satu pisang yang memiliki beragam manfaat, termasuk untuk meningkatkan imunitas tubuh ini. Ari, biasa dipanggil mulai menanam pisang cavendish saat sebagian besar masyarakat masih ragu menanam pisang cavendish dengan cara konvensional.
"Saya memulai menanam pisang cavendish sekitar 2 tahun lalu. Sempat ragu juga tapi setelah saya fikir-fikir, daripada saya tidak melakukan apa-apa dan hanya jadi penonton, mending saya meyakinkan diri saya untuk terus berikhtiar dan produktif," kata Yanwari Mubarok saat berbincang-bincang, Sabtu (7/8/2021).
Saat pandemi datang dan mengharuskan semua orang membatasi aktivitas saat pandemi, Ari mengambil keputusan memulai berkebun dan menekuni pisang cavendish dengan mencari tahu segala sesuatu tentang pisang yang aslinya berasal dari Costarika ini.
"Awal pandemi saya kemudian mulai menseriusi pisang cavendish, karena setelah saya cari tahu ternyata pisang cavendish ini memiliki prospek yang bagus. Selain itu pisang cavendish termasuk tanaman yang mudah karena pupuknya juga tidak terlalu ribet asalkan kebutuhan airnya mencukupi," ujar Ari.
Ari mengaku, sebelum menekuni budidaya pisang cavendish, dulunya menanam palawija di areal sawahnya. Dia pun memberikan tips agar para petani pisang cavendish bisa sukses. Salah satunya manajemen waktu dan pola tanam bagi yang memiliki lahan tanam luas.
"Menanam pisang cavendish itu berbeda dengan padi yang harus ditanam serentak. Ada manajemen waktu kapan waktunya menanam, kapan waktunya memanen, karena pisang cavendish ini tidak bisa kita tanam semuanya secara bersamaan seperti saat menanam padi," terangnya.
Simak juga 'Cukup Bayar Rp 2.000, Bisa Makan Sepuasnya di Warung Ini':
Kini, Ari merasakan manisnya pisang cavendish. Pohon pisang yang ditanam di lahan seluas satu hektar itu mampu menghasilkan laba kisaran Rp 250 juta dengan jumlah pohon pisang mencapai 2.200 pohon. Dari satu pohon pisang, rata-rata bisa diperoleh buah pisang seberat 25 sampai 30 kg/tandannya.
Bahkan jika pemupukannya bagus dan perawatannya ekstra, satu tandan bisa menghasilkan 40 sampai 50 kg dengan harga jual bervariasi. Tergantung kriteria, grade dan kualitasnya.
"Harganya pun bervariasi antara Rp 4 ribu hingga Rp 6 ribu/kg tergantung grade. Kami biasanya menjual dengan sistem root atau borongan tandan, ada juga yang dalam kemasan box dengan berat bersih 13 kg di tiap boxnya," imbuhnya.
Selain menanam pisang cavendish, Ari kini juga mulai mengembangkan pembibitan pisang cavendish ini dengan sistem tunas. Tidak hanya pisang cavendish, Ari yang mengaku sedang belajar ini juga mengembangkan pembibitan pisang jenis lain yaitu pisang raja dan pisang mas kirana yang ia jual dengan harga berkisar Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu/bibitnya.
![]() |
"Untuk menjaga kualitas serta perlindungan dari serangan hama, pisang saya bungkus dengan plastik khusus hingga saat panen nanti," terang Ari yang menaruh harapan besar terhadap generasi milenial agar pertanian bisa terus berkembang.
Untuk penjualannya, Ari menyebut, pisang cavendish ini masih terbuka lebar karena selain didistribusikan ke sejumlah pasar buah grosir, buah-buah pisang yang dia panen juga didistribusikan ke pasar modern. Ari juga memanfaatkan teknologi untuk menawarkan pisang cavendish-nya yaitu secara online melalui media sosial.
"Selain rasanya enak dan manis, pisang juga memiliki beragam manfaat serta dapat meningkatkan imunitas tubuh," ungkap Ari.