Penyebar wafer berisi potongan silet di Jember sudah ditangkap dan diduga menderita paranoid. Perusahaan wafer tersebut tak terima atas aksi pelaku.
Paranoia yakni penyakit jiwa yang membuat penderita berpikir aneh-aneh yang bersifat khayalan. Tanda atau gejala yang menyerupai paranoia biasanya disebut paranoid.
"Dugaan awal pelaku ini mungkin paranoid. Seperti orang yang ketakutan tanpa alasan yang masuk akal," kata Kasat Reskrim Polres Jember AKP Komang Yogi Arya Wiguna, Rabu (4/8/2021).
Sebab, pelaku berinisial AG (43) itu menyebar wafer berisi potongan silet dengan dalih sering mendapat kiriman makanan serupa. Sehingga dia ingin mengingatkan warga yang lain, dengan menyebar wafer berisi potongan silet.
"Tentunya kita tidak percaya begitu saja dengan alasan tersebut," kata Komang.
Apalagi, AG juga berdalih menyebar wafer berisi potongan silet itu untuk menolak balak. Sehingga keterangan pria warga Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang itu sulit dipercaya.
"Makanya kita akan gali informasi mengenai keseharian tersangka ini," katanya.
Bahkan ada kemungkinan polisi akan membawa AG ke psikiater. Hal ini untuk memastikan kondisi kejiwaan pria tersebut.
"Kalau memang dirasa perlu ya bisa saja kita periksakan ke psikiater," pungkas Komang.
Wafer yang diisi potongan silet dan dibagikan ke anak-anak yakni merek Super Star. Sedangkan serealnya merek Energen.
Dua merek itu merupakan produk dari PT Mayora Indah, Tbk. Pihak perusahaan mengadu ke Polres Jember karena produk makanannya dipakai untuk aksi teror dengan diisi benda-benda tajam.
PT Mayora merasa dirugikan atas ulah AG yang mengisi wafer Super Star dan sereal Energen dengan potongan silet dan staples. Terlebih dua produk itu AG sebar ke masyarakat.
"Wafer merek Super Star dan minuman sereal saset merek Energen itu produk kita dan kita tidak terima digunakan untuk meneror itu," kata Manager Group Regional Sales PT Mayora Indah Jatim dan Bali, Bastian Eko Parmandi.
Lihat juga video '10 Kilogram Narkotika Jenis Sabu Dalam Bungkus Biskuit':
Menurut Bastian, ulah AG sangat merugikan perusahaan. Wafer berisi potongan silet yang sebarkan oleh AG bisa membangun imej negatif di masyarakat. Konsumen bisa beranggapan dua produk makanan PT Mayora berbahaya.
"Apabila hal itu didiamkan, maka masyarakat akan beranggapan produk kami berbahaya," sambungnya.
Namun sejauh ini, kata Bastian, pihak perusahaan belum melakukan upaya hukum apa pun. PT Mayora masih menunggu proses penyelidikan yang dilakukan polisi.
Bastian menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan makanan ringan yang diproduksi perusahaannya. Karena setiap produk PT Mayora yang beredar dan dipasarkan, dipastikan telah melalui serangkaian uji kualitas sehingga semua produk dipastikan layak konsumsi.
Namun untuk mengantisipasi hal serupa, pihaknya mengimbau masyarakat untuk memeriksa kemasan produk. Jika terlihat rusak maka lebih baik barang dikembalikan ke penjual.
"Secara kualitas produk, kami akan menjamin," pungkasnya.