Pria yang hampir 40 tahun bekerja sebagai sopir angkot mengaku profesi yang digeluti semakin sepi karena banyaknya ojol. Apalagi saat ini diterjang pandemi COVID-19.
"Kalau dulu bisa 4 PP (pulang-pergi), adanya ojol tinggal 2 PP. Sekarang (pandemi) 1 PP saja sulit. Hanya pasrah," ungkap Ali.
Hal senada diungkapkan Tuwono (39). Dia mengakui saat ini narik pulang pergi hanya bisa menghasilkan Rp 30 ribu. Dari penumpang dia hanya menerima Rp 5 ribu.
"Satu PP satu hari dapat Rp 30 ribu buat bensin saja. Buat makan tekor, selalu ngutang (Utang)," ujar Tuwono.
"Ini mulai adanya Corona lebih parah. Corona kemarin (Tahun lalu) masih mending jalan tidak ditutup. Tapi sekarang PPKM Darurat. Ini dampaknya luar biasa. Kita mengharap rupiah dari jalanan. Sedangkan di jalan nggak ada orang naik, dari mana dapat rupiah. Jalan-jalan ditutup. Anak istri makan apa. Bantuan belum pernah ada yang datang," tandas Tuwono.
(fat/fat)