"Saya sangat berharap segera dibuka karena karyawan banyak yang dirumahkan dan mulai resah semua (karena PPKM darurat dan level 4)," ujar Steven Tjan, CEO Boga Grup (Tenant yang beroperasi di mal) kepada detikcom, Senin (2/8/2021).
Dari puluhan tenant food & beverages yang ia miliki, omzetnya hanya berada di angka 5-10 persen. Sedangkan, ada ratusan karyawan yang sudah dirumahkan dan tidak digaji sama sekali sejak PPKM darurat 3 Juli lalu.
"Sudah 1 bulan lebih saya gak bisa gaji karena mereka juga tidak bekerja. Ada 800 karyawan kurang lebih. Omzet kita bukan lagi turun, tapi hanya sisa 5-10% doang, mangkanya kita mulai berteriak," tegasnya.
Steven menegaskan, seluruh pekerja mal mayoritas telah divaksin dosis pertama dan kedua. Selain itu, penerapan protokol kesehatan di mal atau di tenant, sangat ketat.
"Semua karyawan sudah divaksin, agar memberi rasa nyaman dan aman kepada pelanggan. Prokes juga ketat," ungkapnya.
Dianika, salah satu pekerja di tenant ice cream di Tunjungan Plaza mengaku, penjualan sangat menurun selama PPKM. Dampaknya, banyak insentif penjualan yang terpotong untuk dirinya.
"Hanya ngandelin pembelian dari ojol (ojek online), harapan kita boleh buka lah normal lagi, agar ada pengunjung mal, dan omzet bisa naik lagi," katanya.
Menanggapi keluhan pekerja mal, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim Sutandi Purnomosidi telah berkirim surat ke Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
"Kita minta stop PPKM level 4. Perbolehkan lagi mal buka. Pusat perbelanjaan adalah industri padat karya, di mana ada ratusan ribu tenaga oustsorching yang bekerja. Ada 70 persen UMKM yang menjual non kebutuhan pokok, mereka semua terdampak akibat PPKM ini, karena tidak bisa berjualan, dan dirumahkan," terangnya.
Sutandi meminta, pejabat agar memikirkan kondisi perekonomian di mal. Apalagi, mayoritas pekerja mal, khususnya di bawah koordinasi APPBI Jatim sudah divaksin.
"Sekarang lihat, prokes mana yang lebih ketat? Pasar tradisional atau mal? Di mal itu prokes terketat. Gak ada orang jalan-jalan gak pakai masker. Semua taat prokes," tegas pria yang juga Direktur Marketing Pakuwon Group ini.
"Oleh karena itu, APPBI Jatim meminta pemerintah kota Surabaya, juga Jawa Timur, kami ingin kembali buka setelah hari terakhir PPKM level 4, 2 Agustus 2021. Kami siap buka dengan prokes ketat, kapasitas 50 persen," pungkasnya.
(fat/fat)