"Ini (kondisi) yang paling parah dan ngenes mas. Kalau pas PSBB itu nggak seberapa. Kita pulang bawa uang Rp 50 ribu itu sudah bersih, sudah setoran. Kalau sekarang nggak bisa. Parah sekarang, ini dari pagi sampai sekarang (sore) baru isi. Jadi dari jam 8 pagi sampai jam 3," ungkap Aziz sembari menarik nafas panjang.
Hal yang sama diungkap Warhami (60), sopir angkut H4 jurusan Joyoboyo-Sedati juga mengakui berat dengan kondisi saat ini. Setoran saat ini sudah tidak bisa ditargetkan lagi.
"Pokoknya sekarang setoran nggak bisa ditarget. Rata-rata tidak setor seperti montore dewe (Mobilnya sendiri). Nanti dipasrahkan juragan malah akinya drop, malah nggak isok mlaku (Tidak bisa jalan). Masak utang gara-gara setoran. Mending prei pisan (Sekalian libur saja)," kata Warhami yang sudah 30 tahun menjadi sopir angkot itu.
Warhami juga mengakui selama PPKM bulan Juli ini dianggap paling berat untuk menarik angkot. Dia hanya mendapat kesempatan satu kali tarikan pulang pergi saja untuk mendapat penumpang.
![]() |
Baca juga: Masih Ada Pemotor Kucing-kucingan Hari Terakhir PPKM Penyekatan Bundaran Waru |
"Pokoknya bulan Juli ini tambah berat. Satu PP pulang ke rumah. Nggak ada orang, satu PP 30 ribu, buat bensinnya aja, buat makan ya habis," ungkapnya.
Saat ditanya bantuan dari pemerintah, pria paruh baya ini mengaku baru sekali mendapatkan.
"Terus kemarin katanya mau dapat bantuan, KTP disetorkan mulai Kamis apa Jumat, nggak tahu lagi jadi apa nggak. Kalau nggak cocok NIK-nya nggak dapat. Ya cuman berharap aja (Bantuan)," ungkapnya.
Dia berharap penyekatan di sekitar Bundaran Dolog dibuka, sehingga tidak membuat penumpang atau sopir angkot bingung.
"Ndang dibuka ae, biar nggak bingung (Segera dibuka saja, biar tidak bingung. Rakyat ini biar tidak menjerit. (Sebelum) Polda kan ditutup. Terus orang bekerja diliburkan," tandasnya.
(fat/fat)