Dalam 7 hari terakhir, rata-rata angka kematian dalam kasus COVID-19 di Jatim di atas 300 kasus per hari. Ketua Satgas Kuratif COVID-19 Jatim Dr Joni Wahyuhadi mengatakan, pekerjaan rumah di Jatim saat ini ialah menekan angka kematian.
"Memang angka kematian tinggi, diikuti juga kenaikan kasus yang tinggi. Semakin banyak case COVID-19, tentu semakin banyak angka kematian," ujar Joni di Surabaya, Rabu (28/7/2021).
Meski kasus kematian masih tinggi, Joni menyebut, secara persentase, angka kematian dalam kasus COVID-19 di Jatim mulai menurun selama PPKM Darurat hingga PPKM level 3 dan 4.
"Sebelumnya 7,15 persen. Saat ini 6,71 persen angka kematian. Turun selama PPKM," terangnya.
Dirut RSU dr Soetomo ini membeberkan, tingginya angka kematian di Jatim disebabkan banyak pasien COVID-19 yang telat datang ke rumah sakit.
"Jadi banyak yang datang kondisinya sudah buruk, akhirnya belum masuk ke ruang perawatan, baru di IGD sudah meninggal. Ini yang kita tekankan ke warga, kalau sakit, ada gejala, sudah langsung saja dirujuk ke rumah sakit. Karena kalau sudah memburuk dan baru dibawa ke rumah sakit, persentase sembuhnya jadi kecil," bebernya.
Joni juga berpesan, masyarakat terus disiplin menerapkan protokol kesehatan, serta menjauhi kerumunan. Semakin masyarakat patuh, ia yakin, penyebaran COVID-19 bisa ditekan seminimal mungkin.
Berikut detail penambahan kasus COVID-19, pasien COVID-19 sembuh, dan yang meninggal di Jatim dalam 7 hari terakhir:
21 Juli 2021: 3.859 kasus positif, 2.966 sembuh, dan 343 meninggal dunia
22 Juli 2021: 6.625 kasus positif, 3.156 sembuh, dan 279 meninggal dunia
23 Juli 2021: 6.912 kasus positif, 4.057 sembuh, dan 343 meninggal dunia
24 Juli 2021: 5.699 kasus positif, 4.467 sembuh, dan 366 meninggal dunia
25 Juli 2021: 4.763 kasus positif, 4.647 sembuh, dan 318 meninggal dunia
26 Juli 2021: 3.157 kasus positif, 4425 sembuh, dan 386 meninggal dunia
27 Juli 2021: 6.334 kasus positif, 4.965 sembuh, dan 330 meninggal dunia (sun/sun)