Smartphone milik Arif berdering. Nada itu berasal dari aplikasi perpesanan whatsapp. Dia pun bergegas membaca pesan tertulis tersebut. Ternyata orderan datang dari seorang pasien isoman di Kecamatan Kota. Mereka minta dibelikan kebutuhan pangan dan lauk pauk.
Usai mencermati pesan berisi daftar belanja, Arif segera menghidupkan sepeda motor matik miliknya. Tak lupa dia memakai jaket. Masker warna coklat tampak menutup mulut dan hidung sebelum ditutup dengan helm. Motor pun lantas melaju menuju ke salah satu toko kelontong.
Kala itu barang yang dipesan cukup banyak. Dua kantong plastik berisi aneka bahan mentah diletakkan antara jok dan setir. Perlahan dia menarik gas menuju sebuah rumah yang dihuni sekeluarga di Kelurahan Ploso. Setibanya di alamat, Arif menyerahkan belanjaan. Pemilik rumah pun membayar sejumlah uang dari balik pagar.
Begitulah keseharian Arif sejak 2 bulan terakhir. Sebelumnya pria yang tinggal di Lingkungan Teleng itu juga pernah menjalani pekerjaan serupa berbasis daring di Denpasar. Profesi lain yang juga pernah dijalani adalah bermain badut. Hingga akhirnya PPKM Darurat memaksanya berhenti.
"Kalau pengiriman dengan cara seperti ini kan lebih fleksibel dan pastinya memudahkan bagi saudara kita yang tengah isolasi mandiri," ucap Arif, Rabu (28/7/2021).
Arif mengakui, pengguna jasanya cukup banyak. Sebagian besar merupakan warga yang menjalani karantina. Tak hanya warga rumahan, ada pula pasien RSUD yang menggunakan jasanya.
Baca juga: Viral Jenazah COVID-19 Terlantar di Jember Dipastikan Hoaks |
Sering berada di lingkungan berisiko tinggi sempat membuat Arif was-was. Terlebih dewasa ini angka kematian akibat virus Corona di Pacitan termasuk tinggi. Meski begitu, bapak satu putra ini mengaku tidak ingin menyerah dengan keadaan. Apalagi banyak warga isoman yang membutuhkan jasa pesan antar.
"Kalau semua takut, terus siapa yang mau ngantar? Kasihan mereka yang membutuhkan jasa kita," katanya.
Dia mengaku untuk antaran di wilayah Kecamatan Kota dia mengenakan tarif Rp 7 ribu.
"Awalnya ya nyari nafkah untuk anak. Sekalian membantu mereka yang isoman," imbuhnya.
Selama ini Arif memang tidak membatasi layanan hanya untuk jenis makanan saja. Beberapa pelanggan juga minta dibelikan obat dan vitamin. Bahkan, suatu ketika dirinya mendapat pesan berisi permintaan mencarikan oksigen. Sempat berputar kesana kemari karena langka, akhirnya Arif menemukan tempat isi ulang zat O2 tersebut.
Arif mengakui apa yang dilakukan memang bukan pekerjaan mudah. Dia pun tak terlalu memedulikan berapa banyak pendapatan yang diperolehnya tiap hari. Yang terpenting, waktu yang ada harus digunakan untuk berkarya. Pada saat bersamaan dirinya bahagia dapat memberi manfaat orang lain.
"Selebihnya soal rezeki dan penghasilan itu kita serahkan kepada Allah SWT," pungkasnya.
Simak juga video 'Orang-orang Baik di Tengah Pandemi':
(fat/fat)