Rusidi, peternak lebah asal Desa/Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, mengaku omzetnya naik hingga 150 persen. Selama pandemi ia bisa menjual 3 kuintal madu sebulan, sebelumnya paling banyak 1 kuintal.
"Penjualan di masa pendemi ini, khususnya pada pengecer sangat meningkat, sekitar 150 persen peningkatan. Biasanya sebulan antara setengah sampai satu kuintal, sekarang sebulan bisa tiga kuintal. Minggu kemarin bahkan dua kuintal seminggu," kata Rusidi kepada wartawan di peternakan lebah miliknya, Selasa (27/7/2021).
![]() |
Rusidi selama ini menjual madu kepada para tengkulak. Pelanggannya berasal dari sejumlah daerah di Jawa Timur hingga Bali. Meski demikian, ia tetap melayani pembelian satuan.
"Saya jualnya mulai harga Rp 80 ribu hingga Rp 90 ribu per botol," terang Rusidi.
M Subhan, salah satu tengkulak mengatakan permintaan madu sangat tinggi di masa pandemi. Biasanya ia menjual 7 kilo gram seminggu, saat ini bisa mencapai 20 kilo gram.
"Saya jual ke warung-warung langganan. Permintaan banyak," ujar pria asal Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan ini.
Sementara Bahrul Ulum, warga sekitar peternakan lebah mengaku setiap membutuhkan madu langsung datang ke rumah Rusidi. Ia membeli satuan untuk konsumsi pribadi.
"Saya konsumsi sendiri. Masa pandemi ini kita butuh memperkuat imunitas, salah satunya rutin minum madu," terangnya. (iwd/iwd)