Round-up

Cerita Terapis Tunarungu dan Kiai Sami'an yang Hirup Napas Pasien COVID-19

Tim detikcom - detikNews
Senin, 19 Jul 2021 10:41 WIB
Saat Kiai Sami'an (depan) dan Masudin menghirup napas pasien COVID-19/Foto: Tangkapan Layar
Surabaya -

Aksi Masudin dan KH Sami'an menghirup napas pasien COVID-19 viral di medsos. Begini cerita lengkapnya.

Sepak terjang Masudin disampaikan asistennya, Cak Topa (38). Ia sudah 6 tahun bekerja dengan terapis asal Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro, Jombang tersebut.

Menurut dia, Masudin mengobati pasien COVID-19 sejak 5 bulan yang lalu. Pasien yang datang hanya sebatas teman dan keluarga Masudin saja. Para pasien tergolong orang tanpa gejala (OTG) dan orang sehat yang ingin menjaga kekebalan tubuh.

"Sebenarnya hanya memberi ramuan untuk memperkuat imun, bukan untuk mengobati COVID-19-nya. Tidak ada pasien luar, hanya teman dan keluarga almarhum yang butuh. Belum ada orang lain yang diberi ramuan itu," kata Topa kepada detikcom, Minggu (18/7/2021).

Ia menjelaskan, Masudin sendiri yang membuat ramuan tradisional untuk pasien COVID-19. Jamu tersebut berbahan dedaunan dan akar-akar tanaman tertentu. Menurut dia, hanya Masudin yang mengetahui ramuan tersebut. Setelah meminum ramuan, biasanya pasien diminta berolahraga.

Topa menjadi salah seorang yang pernah meminum jamu racikan Masudin. Menurutnya, rasa ramuan itu sangat pahit. Ia merasa sehat dan bugar setelah dua kali meminum ramuan tersebut.

"Saya ini asisten beliau yang sering berkomunikasi dan bersinggungan langsung dengan pasien COVID-19. Saya tidak kena Corona, minum ramuan untuk jaga-jaga. Selama ini saya hanya minum dua kali. Yang saya rasakan saat ini saya baik-baik saja, sehat-sehat saja," terangnya.

Terkait aksi Masudin yang viral menghirup napas pasien COVID-19, kata Topa, video tersebut direkam di sebuah rumah sakit 17 April 2021. Hanya saja saat itu ia tidak ikut masuk ke ruang perawatan pasien.

"Setahu saya paling tidak untuk memotivasi pasien, beliau mengakui kalau COVID-19 ada makanya dihirup dan membuktikan ramuan itu bisa meningkatkan imun," ungkapnya menjawab alasan Masudin menghirup napas pasien Corona.

Topa meyakini Masudin meninggal pada Selasa (13/7) sekitar pukul 23.30 WIB bukan karena terinfeksi COVID-19. Menurut dia, bapak enam anak itu meninggal di rumahnya karena penyakit lambung yang sudah akut. Sehingga tidak benar jika meninggalnya terapis tunarungu itu akibat menghirup napas pasien Corona.

"Saya di dalam kamar beliau sebelum beliau meninggal. Beliau punya penyakit lambung akut. Sudah berulang kali kambuh, belum pernah ke dokter, kalau terpaksa hanya minum sirup. Mungkin gula darah beliau juga tinggi karena selalu minum teh kemasan botol sehari 10 botol lebih. Kalau kena COVID-19, kenapa orang-orang dekatnya, termasuk saya masih sehat semua?," imbuhnya.

Sementara KH Sami'an nekat menghirup napas pasien COVID-19 karena menuruti perintah Masudin. Menurut dia, aksi itu bukan untuk mencari sensasi. Tapi memotivasi si pasien agar kekebalan tubuhnya meningkat.

Lihat juga video 'Heboh Warga di Bondowoso Rebut Jenazah Corona-Peti Dibakar':






(sun/bdh)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork